Sampang

Tumpukan Sampah dari Program Makan Bergizi Gratis di Sampang Madura Bisa Memicu Penyakit Menular

Tumpukan Sampah dari Program Makan Bergizi Gratis di Sampang Madura Bisa Memicu Penyakit Menular

Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Hanggara Pratama
TUMPUKAN SAMPAH - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menimbulkan persoalan serius, yaitu lonjakan sampah dapur di Kabupaten Sampang, Madura, Jumat (26/9/2025). 

Laporan Hanggara Pratama

SURYAMALANG.COM, SAMPANG - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang awalnya ditujukan untuk meningkatkan gizi masyarakat, kini menimbulkan persoalan serius, yakni lonjakan sampah dapur di Kabupaten Sampang, Madura.

Dinas Lingkungan Hidup dan Perumahan Kawasan Permukiman (DLH Perkim) Sampang memperingatkan, timbunan limbah ini bisa memicu bencana lingkungan jika tidak segera ditangani.

Kepala Bidang Kebersihan dan Persampahan DLH Perkim Sampang, Aulia Arif, mengatakan bahwa, volume sampah sudah tembus 27 ton per hari, membuat TPA Gunung Maddah nyaris penuh.

Sehingga, jika dibiarkan tumpukan sampah tersebut bakal meluas.

"Limbah organik membusuk, menimbulkan bau, lalat, hingga penyakit menular."

"Ini bukan peringatan biasa, ini darurat lingkungan," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM.

Baca juga: BREAKING NEWS : Menu Makanan Basi dan Bau Amis, Program Makan Bergizi Gratis di Kota Batu Dihentikan

Menurutnya, ada 36 dapur MBG aktif yang setiap hari memproduksi ribuan porsi makanan.

Dari situ, sekitar 70 persen sampah berupa organik, mulai sisa makanan hingga kemasan plastik.

"Kalau tidak dipilah sejak dari dapur, higienitas makanan terancam dan TPA akan kolaps," tegasnya.

Dengan kondisi tersebut, DLH berencana mengeluarkan surat edaran dan SOP teknis pengelolaan sampah.

Namun, Aulia menegaskan, aksi nyata di lapangan tidak boleh ditunda.

Sementara itu, pegiat Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Sampang), Agus Hendra, menyoroti peran warga sebagai kunci.

Ia mencontohkan upaya pengolahan sampah organik melalui maggot, biopori, hingga ternak ayam.

"Satu dapur MBG bisa menghasilkan hingga 1,5 kuintal sampah organik per hari."

"Kalau tidak dikelola, air, tanah, dan udara akan tercemar," katanya.

"Sampah MBG ini bisa jadi bom waktu lingkungan dan kesehatan," imbuhnya.

Agus menekankan pentingnya kolaborasi warga dan pemerintah agar risiko bencana bisa ditekan.

"Kalau masalah dibiarkan, bukan hanya TPA penuh. Lingkungan akan rusak, penyakit merajalela, dan masyarakat rentan jadi korban," pungkasnya. 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved