Malang Raya
Dua Mobil Pemadam Milik UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang Tak Bisa Berfungsi Maksimal
Dari 7 mobil pemadam milik UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, hanya 5 unit saja yang dapat berfungsi secara baik.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Lowokwaru dan Blimbing menjadi kecamatan di Kota Malang yang paling sering terjadi peristiwa kebakaran. Kebakaran di dua kecamatan ini diduga terkait kepadatan penduduk.
Data yang dihimpun SURYAMALANG.COM, dari total 76 kebakaran pada 2015, mayoritas terjadi di Lowokwaru, yaitu 21 kejadian. Sedangkan 30 kebakaran pada 2016, mayoritas terjadi di Blimbing, yaitu 10 kejadian.
Penyebab kebakaran didominasi akibat korsleting listrik, dan kebocoran gas tabung elpiji.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, Jose Manuel Belo mengatakan Ada empat kebakaran pada Januari 2017 ini. Penyebab kebakaran akibat kelalaiaan pemilik rumah, seperti puntung rokok yang masih menyala.
“Kurang kewaspadaan dan kelalaian menjadi penyebab utama. Tidak ada yang berharap terjadi musibah. Edukasi terhadap masyarakat harus ditekankan agar tanggap dan sigap jika terjadi kebakaran,” kata Belo, Jumat (20/1/2017).
Masih berdasar data itu, kerugian akibat kebakaran pada 2015 mencapai Rp 1,7 miliar. Total kerugiannya menurun dalam kebakaran selama 2016, yaitu Rp 1,1 miliar.
Belo menyebut pihaknya sedang berupaya menambah satu mobil damkar. Dia berharap mobil damkar baru itu bisa beroperasi pertengahan tahun ini.
Dari 7 mobil pemadam milik UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, hanya 5 unit saja yang dapat berfungsi secara baik.
“Dua mobl sudah usang dan tua. Tidak diprioritaskan untuk digunakan. Jalanan di Kota Malang juga banyak yang melalui kecil. Jadi mobil Damkar ukuran besar yang mampu menampung air lebih banyak malah tidak bisa masuk ke TKP,” imbuhnya.