Malang Raya

Senin 27 Februari, Wali Kota Malang Janji Tidak Ada Aksi Demo Sopir Angkot di Balai Kota

Wali Kota Malang M Anton menjanjikan tidak ada demonstrasi oleh sopir angkutan umum konvensional di depan Balai Kota Malang

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
FOTO ARSIP - Para sopir angkot berdemo di depan Balai Kota Malang menolak kehadiran Uber dan Grab di Kota Malang, Senin (20/2/2017). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Wali Kota Malang M Anton menjanjikan tidak ada demonstrasi oleh sopir angkutan umum konvensional di depan Balai Kota Malang, Senin (27/2/2017). Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Kusnadi juga memastikan angkutan perkotaan akan tetap beroperasi besok.

Demikian jawaban dari dua pejabat di Kota Malang ketika ditanya tentang rencana aksi oleh para sopir angkutan umum konvensional besok. Sebelumnya beberapa hari terakhir tersiar kabar akan adanya aksi besar-besaran dari sopir itu.

Bahkan pesan berantai tentang aksi itu bertebaran di media sosial dan grup percakapan. Di pesan itu juga meminta pengertian masyarakat karena angkot akan mogok beroperasi.

Terkait hal itu, Wali Kota Malang M Anton menuturkan pihaknya melalui Dinas Perhubungan sudah bertemu dengan perwakilan Organda dan sopir, Minggu (26/2/2017).

"Hari ini ada pertemuan dan besok akan ada dialog antara kami dengan Organda dan perwakilan sopir. Saya akan melihat dan mendengar permintaan sopir. Insyaallah tidak ada demo besok, tetapi dialog di Balai Kota," ujar Anton kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (26/2/2017).

Anton menambahkan demonstrasi merupakan hak semua warga negara. Namun ia mengharapkan demonstrasi tidak dilakukan, dan semua pihak sebaiknya memakai cara dialog. Ia mengharapkan ada solusi dalam dialog besok.

"Demonstrasi itu hak semua warga. Tetapi kalau bisa dialog, ya dialog dulu. Karena demo yang terakhir kemarin itu merugikan banyak pihak," tegas Anton.

Sebelumnya pada Senin (20/2/2017) ratusan sopir menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Malang. Demonstrasi itu membuat warga kesulitan mengakses angkutan umum.

Ia menambahkan, pada prinsipnya semua orang juga berhak mencari rezeki di Kota Malang, baik dengan bekerja sebagai sopir angkutan umum konvensional maupun sopir transportasi berbasis online. Keberadaan transportasi berbasis online di sebuah daerah, imbuhnya, juga tidak bisa dipungkiri.

"Terutama saat ini memang sudah dunia digital," lanjutnya.

Tetapi pihaknya setuju mencari jalan tengah atas tuntutan sopir, juga untuk mengakomodasi keberadaan transportasi online.

"Nanti dicari jalan tengah, yang akan dibicarakan dalam dialog dan mediasi besok," pungkas Anton.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Kusnadi memastikan angkutan umum perkotaan konvensional masih tetap akan beroperasi besok.

"Tidak ada yang mogok atau demo, masih beroperasi. Tadi semua pihak menjanjikan besok beroperasi," tegas Kusnadi.

Ia menambahkan, rapat dengan Forum Komunikasi Angkutan Umum Malang Raya menyepakati jika besok ada dialog dan mediasi. Rencananya dialog itu dihadiri oleh wali kota, jajaran kepolisian dan Kodim Kota Malang.

"Akan dihadiri oleh Organda dan ketua jalur. Jadi hanya perwakilan," tegas Kusnadi.

Ia juga menyebutkan beberapa bocoran tentang rencana bahasan besok. Hanya saja ia masih belum ingin beberapa rencana itu disebut di media.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved