Malang Raya
Mengharukan, Begini Cara Sopir Angkot yang Mogok Tak Angkut Penumpang Rayu Istri
Rahmat mengaku tidak mendapat uang karena mogok mengangkut penumpang. Dia terpaksa meminjam uang dan utang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Puluhan angkot GL trayek Terminal Hamid Rusdi–Gadang–Terminal Landungsari berhenti di Jalan Veteran, Kota Malang, Kamis (9/3/2017). Beberapa sopir sedang mengobrol dan duduk sambil minum kopi di bawah pohon.
Pengurus paguyuban angkot GL, Rahmat mengaku sudah sebulan lebih tidak beroperasi menjadi sopir angkot.
“Demi memperjuangkan hak, kami rela tidak menarik,” kata Rahmat pada SURYAMALANG.COM.
Rahmat mengaku tidak mendapat uang karena mogok mengangkut penumpang. Dia terpaksa meminjam uang dan utang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Istri masih minta macam-macam, tetapi saya jelaskan agar dia tahu kondisi di lapangan. Kalau perjuangan berhasil, pendapatan akan normal kembali, mungkin bisa bertambah,” terang bakap empat anak ini.
Sebelum adanya angkutan online, Rahmat bisa mengantongi uang sebesar Rp 200.000 per hari. Jumlah tersebut dikurangi pengeluaran bensin sebesar Rp 75.000, dan setoran Rp 70.000.
“Jadi masih dapat sekitar Rp 50.000-60.000 sehari,” jelas Rahmat.
Setelah adanya angkutan online, dia hanya mendapat maksimal Rp 60.000-70.000. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama sopir angkot mogok, beberapa sopir angkot ngojek dan mendapat sekitar Rp 25.000.
“Itu yang punya motor. Sopir yang tidak punya motor sepeti saya, terpaksa utang karena tabungan sudah habis,” lanjutnya.