Travel
Mengunjungi Hinoki Village, Kompleks Bekas Mess Pejabat Jepang di Taiwan
Banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi di negara yang nama lainnya adalah Republic of China itu.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Ketika mendengar negara Taiwan disebut, mungkin yang terbersit di benak orang Indonesia adalah negara yang dituju banyak warga negara Indonesia untuk bekerja. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah, mengingat ada 247 ribu TKI bekerja di Taiwan (data hingga Januari 2017.
Tetapi bagi anda penyuka traveling, bisa mengabaikan dulu tentang anggapan umum itu. Sebab banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi di negara yang nama lainnya adalah Republic of China itu.
Wisatawan yang pernah berkunjung ke Pulau Formosa (sebutan untuk Taiwan) itu bisa jadi menyebut gedung Taipei 101, pusat bisnis sekaligus gedung pencar langitnya Taipei sebagai jujugan wisata. Tempat ini terkenal karena foto gedung ini dicetak di sejumlah suvenir Taiwan.
Yah akhirnya menjadi semacam lansekap Taiwan. Tempat wisata lain yang dipromosikan di selebaran wisata Taiwan juga The National Palace Museum.
Nah, selain tempat wisata yang tercetak di buku petunjuk wisata, ada baiknya anda menengok sebuah tempat wisata baru di Taiwan, tepatnya di Kota Chiayi. Penulis menyebutnya baru, karena baru dua tahun terakhir tempat itu dibuka untuk wisatawan.
Menjadi tempat wisata yang layak setelah Pemerintah Taiwan merenovasi kompleks bekas mess pejabat Jepang di kala Jepang menjajah Taiwan sebelum Perang Dunia Kedua.
Tempat itu bernama Hinoki Village. Tempatnya terbuka di pinggir jalan poros di tengah Kota Chiayi. Chiayi termasuk dalam lima kota besar di Taiwan. Kota ini berjarak tempuh 1,5 jam memakai kereta cepat dari stasiun utama kereta cepat di Taipei, ibu kota Taiwan.
Hinoki Village terlihat berbeda dari sekelilingnya. Sekeliling tempat itu, semuanya bernuansa Taiwan. Namun tidak dengan Hinoki.
Tempat itu bernuansa kental Jepang. Maklum saja, tempat itu peninggalan penjajah Jepang ketika Jepang membuka industri perkayuan di tempat itu.
Chiayi tidak jauh dari Gunung Ali (Alishan). Pegunungan itu memiliki hutan cemara. Ketika Jepang menjajah, negara itu membuka industri perkayuan (khusus cemara) di Taiwan, yang dipusatkan di CHiayi.
Dan sebagai tempat tinggal pejabat perusahaan kayunya, Jepang membangun Hinoki Village. Hinoki sendiri berarti kayu cemara. Keunikan dari tempat itu adalah rumah yang dibangun semuanya bermaterial kayu cemara.
Sebagai ikon di jalan masuk, sebuah gelondong kayu cemara berdiri tegak menjulang. Ada juga potongan bulat kayu cemara yang ditanam di tanah.
"Sebenarnya ada tiga kompleks permukiman Jepang di Chiayi ketika menjalankan industri perkayuannya. Namun baru satu ini yakni Hinoki Village yang direnovasi oleh pemerintah dan kini menjadi tempat wisata terbuka," ujar Mark, pemandu wisata yang memandu Surya dalam kunjungan ke Hinoki Village akhir Februari lalu.
Terdapat 30 rumah di Hinoki Village. Semuanya bermaterial kayu cemara. Toilet-nya pun masih tetap berdinding kayu cemara.
"Semua arsitektur di sini ada filosofinya. Dan yang membedakan rumah kayu cemara di sini dengan di Jepang, kalau di Taiwan diberi jarak dari tanah untuk mencegah cepatnya kerusakan.