Malang Raya
Taman Dieng Berbeda dengan Taman Lain di Kota Malang, Kekurangannya Ini Bisa Ganggu Pejalan Kaki
Jalur untuk tunanetra memanjang di tengah trotoar. Trotoar itu berkelanjutan sehingga aman untuk orang berkebutuhan khusus.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – “Saya mendengar kalau saya disebut wagiman alias wali kota gila taman”, kata Wali Kota Malang, M Anton ketika pidato dalam peresmian taman dan trotoar Jalan Dieng, Kota Malang, Sabtu (1/4/2017).
Anton enteng saja mengakui sebutan itu. Dia mengakui menumbuhkan perbaikan taman di Kota Malang.
“Dalam visi pembangunan kami, memang pembangunan lingkungan yang ‘clean dan green’. Membangun, tetapi tidak merusak lingkungan, malah memperbaikinya,” lanjut Anton.
Anton mencontohkan penataan kembali taman dan trotoar Jalan Dieng. Trotoar dan taman sepanjang 750 meter itu direvitalisasi memakai dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bentoel Group.
Apiknya taman dan trotoar itu menambah daftar normalisasi fungsi taman dan trotoar. Sebelumnya, trotoar di jalan itu tidak terawat baik. Taman sekaligus median jalan itu juga terlihat semrawut.
Melihat kondisi itu, Anton ingin kawasan itu ditata kembali. Bentoel Group pun mau mengucurkan CSR-nya untuk penataan kembali kawasan itu.
Anton minta warga sekitar turut menjaga kawasan itu. Dia menyebut keturutsertaan warga dalam menjaga kawasan itu sebagai perubahan ‘peradaban’.
“Saya minta warga turut serta menjaga apa yang sudah dibangunkan orang lain ini. Jangan sia-siakan apa yang sudah dipunyai. Tolong ikut menjaga. Inilah bagian dari perubahan peradaban, berupa kepedulian warga menjaga apa yang sudah diberikan orang lain,” tegas Anton.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Malang, Erik Setyo Santoso yakin taman dan trotoar yang apik mempengaruhi kebahagiaan warga. Jika bahagia, warga tidak mudah temperamental.
“Keberadaan taman membuat warga nyaman, bahagia, dan tidak temperamental,” kata Erik.
Trotoar di Jalan Dieng berada di sisi kanan dan kiri jalan kembar tersebut. Sedangkan taman bunga berada di tengah jalan sekaligus sebagai media jalan.
Trotoar Jalan Dieng berbeda dengan trotoar lain di Kota Malang. Mayoritas trotoar di Kota Malang bermaterial paving, sedang trotoar di Jalan Dieng dari material semen. Di sekeliling trotoar semen itu ditanami rerumputan berpetak.
Jalur untuk tunanetra memanjang di tengah trotoar. Trotoar itu berkelanjutan sehingga aman untuk orang berkebutuhan khusus.
Taman juga dilengkapi tempat duduk tematik berbentuk kotak dan bola di beberapa titik. Trotoar itu juga dilengkapi ornamen melengkung menggambarkan gelombang samudra.
Namun keindahan trotoar itu ‘dirusak’ keberadaan tiang. Sejumlah tiang terlihat di tengah trotoar. Bahkan di satu titik terlihat tiga tiang berjajar menutupi trotoar. Sehingga pejalan kaki harus menghindarinya.