Malang Raya
Begini Kronologis Kericuhan Pembongkaran Pasar Merjosari
Barulah sekitar pukul 10.00 WIB, situasi di depan kantor itu memanas seiring datangnya aparat keamanan.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kantor Pasar Merjosari dibongkar, Kamis (6/4/2017). Pembongkaran ini berhasil setelah sebelumnya, Rabu (5/4/2017) tertunda. Namun pembongkaran ini berjalan dalam situasi panas.
Ratusan aparat keamanan berjaga, dan ratusan pedagang berusaha menghadang pembongkaran. Dari pantauan Surya, setidaknya ada empat kali kericuhan selama proses itu berlangsung.
Pembongkaran kantor pasar penampungan itu dimulai dari apel pasukan yang dipimpin Kapolres Malang Kota AKBP Hoiruddin Hasibuan di Taman Merjosari.
Taman ini terletak di seberang pasar. 500 personel mengikuti apel pukul 08.00 WIB. 500 personel itu terdiri atas 300 orang polisi, 50 orang Satpol PP, 50 anggota TNI, dan 100 personel Pengawasan dan Penertiban (Wastib) Dinas Perdagangan Kota Malang.
Ketika pasukan menggelar apel, ratusan orang membentuk pagar betis di depan kantor pasar penampungan di Jl Mertojoyo Selatan Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru itu.
Mereka berjajar rapat dalam beberapa baris. Baris pertama berada di pinggir jalan raya sambil membentangkan bendera merah putih. Baris selanjutnya berada di belakang pintu masuk pelataran kantor pasar.
Selama aparat keamanan apel dan menyusun langkah-langkah, para pedagang yang protes berorasi. Korlap aksi, Sabiel El Achsan menegaskan pedagang menolak pembongkaran dan rencana pemindahan pedagang Merjosari ke Pasar Terpadu Dinoyo (PTD).
Alasan yang dikemukakan, antara lain tentang ketidaklayakan PTD, adanya perbedaan perjanjian kerjasama, juga PTD belum memiliki sertifikat layak fungsi (SLF). Pedagang Merjosari juga sudah merasa nyaman di Pasar Merjosar. Karenanya, Sabiel dan pedagang meminta supaya pasar itu ditetapkan sebagai pasar tetap.
Selama belum ada pasukan merapat ke area kantor, situasi tidak memanas. Barulah sekitar pukul 10.00 WIB, situasi di depan kantor itu memanas seiring datangnya aparat keamanan.
"Ayo ibu-ibu, bapak-bapak, saudara semua turun. Datang kesini. Tinggalkan dagangannya, tidak akan hilang. Tamu kita sudah datang, ayo kita sambut. Jangan sampai kantor ini dibongkar, jangan sampai pasar dibongkar," teriak seorang perempuan di pengeras suara.
Pedagang pun makin merapatkan barisan. Sementara dari arah Taman Merjosari, ratusan personel itu berjalan. Mobil milik Sabhara yang berfungsi untuk menghimbau kerumunan warga berjalan paling depan. Di belakang mobil berbaris pasukan Wastib, diikuti oleh Satpol PP, kemudian aparat kepolisian, dan terakhir anggota TNI.
setelah beberapa kali terjadi kericuhan, emosi pedagang sedikit 'dingin' setelah Korlap aksi, Sabiel diminta polisi untuk mendinginkan situasi. Pedagang memang akhirnya sedikit melunak dengan pembongkaran kantor pasar itu.