Malang Raya

Hebat Di Kota Malang Sudah Ada Angkot Baca, Silahkan Pilih Trayeknya

Mager berencana merealisasikan 10 angkot baca sampai Mei 2017. Sugiarto mengusulkan agar buku-buku di angkot bisa dirolling antar angkot.

SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Sejumalah anak membaca buku dalam angkutan kota ADL yang diparkir di Kantor Paguyuban ADL di Terminal Landungsari, Kabupaten Malang, Senin (17/4/2017). Angkot ini merupakan satu dari lima angkot yang difasilitasi sejumlah buku oleh Komunitas Mager untuk meningkatkan minat baca penumpang angkutan kota. 

SURYAMALANG.COM, DAU - Penumpang saat berada dalam angkutan kota (angkot), selama perjalanan kadang bete. Yang dilakukan kebanyakan adalah memainkan HP-nya sampai turun ke tujuan. Begitu duduk, benda pertama yang diambil biasanya adalah HP.

Daripada bete di jalan, saat ini sudah ada angkot di Kota Malang yang memiliki semacam rak berisi buku bacaan. Rak ini menempel di dekat kaca belakang angkot. Namun saat ini baru lima angkot yang diberi fasilitas ini.

Penggagasnya adalah Komunitas Mager (Mahasiswa Penggerak) yang meluncurkan Angkot Baca. "Angkot baca ini sejak Februari 2017," jelas Andy Akbar dari Komunitas Mager kepada suryamalang.com, Senin (17/4/2017).

Alasan mengadakan program ini karena terdorong meningkatkan minat baca di masyarakat. Dari rilis data di Unesco 2012, minat baca masyarakat Indonesia minin. Yaitu 0,001 persen saja. Artinya dari 1000 penduduk, hanya seorang yang punya minat baca.

Sugiarto, sopir lin ADL yang angkotnya diberi angkot baca menyatakan hal itu biasa meningkatkan nilai positif angkot. "Daripada di angkot bengong atau HP an saja. Kan bisa baca-baca terutama yang duduk di belakang," kata Sugiarto (59) kepada suryamalang.com ketika ditemui di Terminal Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Saat ini lima trayek yang sudah direalisasi sebagai angkot baca . Adalah satu unit angkot ADL (Terminal Arjosari-Dinoyo-Terminal Landungsari. Kemudian satu unit angkot jurusan Terminal Landungsari – Dinoyo – Gadang – Terminal Hamid Rusdi ( LDG), dan dan tiga unit angkot jurusan Terminal Hamid Rusdi – Gadang – Terminal Landungsari (GL).

Mager berencana merealisasikan 10 angkot baca sampai Mei 2017. Sugiarto mengusulkan agar buku-buku di angkot bisa dirolling antar angkot agar penumpang tidak bosan. "Sebab penumpang di satu jurusan biasanya itu-itu saja," ujarnya. Selain itu, jika angkot baca makin banyak juga tidak masalah.

Seperti di ADL jumlah angkutannya ada 124 unit. Namun yang ada baru satu unit. "Kalau ditambah angkot bacanya, sebaiknya di angkot yang banyak dilewati siswa atau mahasiswa. Jadi tidak di semua angkot," usulnya.

Di setiap angkot baca, jumlah bukunya sekitar 15 buah yang merupakan bacaan ringan untuk anak-anak hingga orang dewasa. Rak bahan akrilik yang ditempel di kaca belakang angkot ternyata juga rawan copot sehingga bukunya berhamburan. Sehingga perlu penahan agar raknya kuat.

Ditambahkan Sugiarto, pendekatan pemasangan rak buku di satu unit ADL lewat ketua paguyupan yaitu Arifin Saridoh. Sebagai sopir yang juga mitra pemilik angkot, Sugiarto tidak keberatan. "Penumpang juga ada yang tanya. Ini bukunya siapa?" tuturnya. Jika angkot sedang diparkir di Terminal Landungsari, kadang juga dibaca anak-anak pemilik usaha sekitar terminal.

Seperti Dini (8). Siswa kelas 2 SDN Landungsari 1 Kabupaten Malang ini bilang sudah membaca dua buku. Pertama buku Kakak Omega dan kedua membaca sebagian Two Goldfish dan Friend.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved