Blitar

Ini Penyebab Monyet Terkam Ibu Jari Balita Sampai Putus di Blitar, Ini Langkah Polisi

Eko Mashuri (35) mengatakan siamang merupakan bantuan dari BKSDA. Siamang itu sudah sekitar dua tahun berada di Taman Kebonrojo.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Pengunjung melihat monyet jenis siamang dari luar garis polisi di Taman Kebonrojo, Kota Blitar, Minggu (2/7/2017). 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Aparat Polres Blitar Kota menyelidiki kasus balita diterkam monyet jenis siamang di Taman Rekreasi Kebonrojo, Sabtu (1/7/2017). Polisi memeriksa sejumlah saksi, termasuk penjaga taman kota.

Polisi juga memasang garis polisi di tempat kejadian perakara (TKP). Garis polisi dipasang mengelilingi kandang siamang. Petugas juga memasang pengumuman bertuliskan pengunjung dilarang masuk lokasi.

“Kami memasang garis polisi di TKP malam tadi. Kami juga sudah minta keterangan beberapa saksi,” kata AKP Heri Sugiono, Kasatreskrim Polres Blitar Kota kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (2/7).

Hasil penyelidikan sementara, putusnya jempol balita karena tarik-menarik antara orang tua korban dengan monyet. Menurutnya, cengkeraman monyet cukup kuat di jari korban. Karena panik, orang tua menarik tubuh korban agar lepas dari cengkeraman monyet. Proses tarik-menarik itu diduga yang menyebabkan jempol korban putus.

“Apalagi tulang balita masih belum terlalu kuat,” ujarnya.

Heri sudah koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, hewan di Taman Kebonrojo itu milik BKSDA. Menurutnya, BKSDA akan melakukan evaluasi penitipan hewan di Kebonrojo setelah ada peristiwa itu.

“Kami akan berkumpul untuk membahas masalah ini besok. Termasuk dengan Pemkot dan BKSDA. Keputusannya setelah pertemuan,” tambahnya.

Sementara itu, penjaga Taman Rekreasi Kebonrojo, Eko Mashuri (35) mengatakan siamang merupakan bantuan dari BKSDA. Siamang itu sudah sekitar dua tahun berada di Taman Kebonrojo. Sebenarnya hewan itu sudah jinak.

“Pengunjung sudah biasa memberi makan hewan itu,” katanya.

Menurutnya, kejadian itu murni keteledoran orang tua. Orang tua membiarkan balita itu berjalan di dekat kandang. Posisi balita juga terlalu dekat dengan kandang monyet. Padahal, sudah dipasang papan pengumuman tidak boleh terlalu dekat dengan kandang.

“Tidak digigit. Monyet itu tidak bisa menggigit karena kandangnya rapat. Mungkin karena tarik-menarik antara orang tua dan monyet yang mengakibatkan jempol balita putus,” ujarnya.

Sebelumnya, suasana gembira liburan keluarga Khomad Muhjaidin (33) di Taman Kebonrojo, Kota Blitar berubah menjadi duka dan panik, Sabtu (1/7). Anak Khomad, Aisha Fatiya Azzahra yang masih berusia 21 bulan diterkam monyet di Kebonrojo.

Jempol atau ibu jari bagian kanan Aisha putus akibat ditarik monyet. Kepala bagian belakang balita itu juga terluka. Aisha sempat dirawat di RS Budi Rahayu Kota Blitar, sebelum dirujuk ke RS Saiful Anwar Kota Malang.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved