Kisah Viral Sugeng Polisi Kota Malang
Butuh 11 Tahun untuk Membuktikan Bahwa Kejujuran dan Keikhlasan Memang Ada di Dunia Ini
Wartawan SURYAMALANG.COM pun tergerak untuk menggali kisah ini dari sumbernya. Berikut kisah itu, semoga menjadi inspirasi untuk selalu berbuat baik
Penulis: Benni Indo | Editor: eko darmoko
Ditemui SURYAMALANG.COM di rumahnya di Pondok Mutiara Asri e8, Dusun Krajan, Desa Pandanlansung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Sugeng menjelaskan saat ia kehilangan gaji pada Oktober 2006 lalu, kondisinya saat itu sedang sulit.
“Waktu itu saya sedang sulit karena memang harapannya hanya dari gaji saja,” jelasnya.
Diceritakan lebih rinci, Sugeng yang saat itu berpangkat Brigadir dan bertugas di Reskoba berangkat ke kantor untuk mengambil gaji saya. Selepas mengambil gaji yang nilainya Rp 2.077.500, ia melaksanakan tugas rutin.
Ketika ashar tiba, ia melintas di kawasan Polowijen, Blimbing, Kota Malang. Di situ Sugeng menyempatkan salat di sebuah Masjid. Slip gajinya seingat Sugeng disimpan di saku kanan depan bersama dengan ponsel. Saat akan salat, Sugeng mengeluarkan ponsel dan menaruh di depannya.
Setelah selesai salat, Sugeng melanjutkan pulang. Tiba di rumah, ia baru menyadari kalau slip gajinya hilang. Dalam kondisi kebingungan, Sugeng mencoba kembali lagi ke musala dan menanyakan kepada takmir apakah ada yang menemukan slip gajinya atau tidak.
Namun para takmir menjawab tidak tahu tentang barang yang dicari Sugeng. Merasa sudah berupaya menemukan slip gajinya yang hilang, Sugeng akhirnya kembali ke rumah dan menceritakan kejadian itu kepada istrinya.
“Istri saya menangis mengetahui slip gaji saya hilang,” kenangnya.
Sugeng juga merasakan perih yang mendalam akibat peristiwa itu. Bahkan dia mengaku sempat stress pasalnya ia merasa kalau gaji itu adalah haknya.
“Saya bahkan sempat protes kepada Tuhan dan meminta agar dikembalikan. Doa itu terus saya panjatkan ketika salat tahajud,” tuturnya.
Uang itu rencananya akan digunakan untuk merenovasi rumah dan membayar tukang. Namun karena Sugeng tidak membawa uang saat pulang, ia pun harus berterus terang kepada tukangnya kalau dirinya belum bisa membayar karena baru saja dilanda musibah.
Saat itu Badrun menemukan slip gaji yang dicari-cari Sugeng. Badrun sempat menanyakan kepada orang sekitar terkait orang yang bernama Sugeng. Namun ia tidak menemukan orang yang mengenal Sugeng. Karena waktu yang mepet, Badrun terpaksa meninggalkan Kota Malang menuju Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Slip gaji itu ia bawa ke Bima.
Butuh waktu tiga bulan bagi Sugeng untuk kemudian instropeksi diri dan mengikhlaskan apa yang telah hilang dari dirinya. Ia membangun pemikirian yang positif dengan mengatakan kalau uang itu mungkin saja bukanlah haknya dan sangat diperlukan oleh orang lain. Lambat laun, Sugeng betul-betul sudah melupakan apa yang ia alami itu.
Seiring berjalannya waktu, pada 2013 ia lolos seleksi perwira dan lulus dengan baik. Baginya itu sebuah kecukupan yang diberikan oleh Tuhan. Waktu terus berlalu hingga akhirnya kini Sugeng menjadi Kanit Resmob di Polres Malang Kota dan dipertemukan dengan Badrun.
“Saya terharu bahkan hampir menangis mengetahui slip gaji saya masih utuh, bahkan ditambah isinya. Saya katakan saya ikhlas dan berniat menyerahkan kembali uang tersebut kepada Badrun. Namun, beliau menolak dengan halus dan akhirnya terjadi kesepakatan. Saya belikan saja Kambing pada saat Idhul Qurban nanti dari uang tersebut, agar kami bisa berbagi pahala dan menyerahkan urusan ini kepada Allah SWT,” paparnya.
Sugeng juga tidak sungkan mengatakan bahwa dirinya belajar banyak dari Badrun. Menurutnya, Badrun adalah sosok yang memiliki integritas. Hal itu perlu ia contoh sebagai anggota Polri. Badrun tiba lagi di Kota Malang karena ia tengah mengikuti pelatihan. Badrun saat ini adalah Wakasek Kurikulum SMKN 3 Kota Bima.