Kebakaran Karangbesuki Kota Malang

Kasih Tak Sampai, Kebakaran di Karangbesuki Kota Malang Gagalkan Rencana Pernikahan

Namun pernikahan itu dipastikan tidak akan terjadi karena Ningsih menjadi korban meninggal setelah terjebak dalam kobaran api yang membara

Penulis: Benni Indo | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Personel dari Laboratorium Forensik Polda Jatim melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran yang menewaskan lima pekerja di Home Industri Keripik Tempe, Kelurahan Karang Besuki, Kota Malang, Kamis (5/10/2017). Olah TKP ini untuk mencari penyebab kebakaran yang terjadi pada 4 Oktober 2017. 

SURYAMALANG.COM, SUKUN – Taufik Nur Hidayat, korban selamat kebakaran home industri di Jl Raya Candi V, Karangbesuki, Sukun, Kota Malang sejatinya akan menjalani pernikahan dengan Ningsih.

Namun pernikahan itu dipastikan tidak akan terjadi karena Ningsih menjadi korban meninggal setelah terjebak dalam kobaran api yang membara.

“Bulan depan berencana menikah,” ujar Taufik ketika ditemui di lokasi kejadian, Kamis (5/10/2017).

Taufik yang saat itu sedang berdiri, lalu berjalan menjauhi wartawan. Ia berjalan lirih mendekati tempat duduk yang berada di depan rumah pemilik home industri, Samuel.

Ia diam sejenak sembari menghela napas. Kemudian sedikit menceritakan terkait upayanya menyelamatkan diri.

“Saya lari menyelamatkan diri bersama Yudi,” tuturnya.

Tak lama kemudian, ia menunduk dan mengucek-ucek matanya. Saat mendongakkan kepalanya ke atas, mata Taufik sudah merah dan mengeluarkan air mata.

Ia pun tidak melanjutkan cerita lalu pamitan berobat karena kaki kananya mengalami luka bakar. Luka bakar itu terjadi ketika ia mencoba menyelamatkan diri dari kobaran api.

Sedangkan Ningsih (40) adalah seorang janda yang memiliki tiga orang anak. Ketiga orang anaknya adalah David, Joshua, dan Debora Daniel.

Dua anaknya berada di luar kota, sedangkan seorang lagi, Debora masih duduk di bangku kelas 7 SMPK Mardi Wiyata Malang. Ningsih adalah anak keempat dari enam bersaudara. Ia diketahui baru sehari kerja di home industri itu.

Indra Prabu, kakaknya Ningsih berharap ada pihak yang bertanggungjawab membiayai pendidikan anaknya Ningsih, Debora. Pasalnya, selama ini Ningsih merupakan tulang punggung keluarga. Ningsih juga diketahui membuka warung lalapan pada malam hari.

"Ibu ini single parent. Kami tidak menuntut uang banyak, tapi biaya pendidikan anak. Tidak dikasihkan ke kami tidak apa-apa. Tapi kasihkan ke sekolah," harap Prabu, Kamis (5/10/2017).

Sejauh ini Prabu mengatakan ada bantuan administrasi dari tempat kerjanya Ningsih saat mengurus di RS Saiful Anwar. Informasi lainnya uang ia sampaikan, tanggal 11 Oktober nanti akan diadakan pertemuan antara pihak kelurahan dengan perusahaan untuk membicarakan persoalan santunan.

Prabu dan keluarga lainnya mengetahui adanya informasi kebakaran dari tetangga. Dari informasi itu juga Prabu lantas mengetahui kalau Ningsih turut menjadi korban. 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved