Jakarta
Dokter Layaknya Preman, Todongkan Pistol ke Satpam, juga Pukuli Ketua RT
DOKTER ANWARI bertindak layaknya preman. Ia menodong, menganiaya petugas, dan bahkan menembakkan senjata di parkiran Mal Gandaria City.
Adi meminta tolong kepada Subagyo sebab ponselnya dirampas oleh Anwari. Subagyo sendiri kurang tahu apa yang menyebabkan keduanya berselisih. Saat berusaha melerai, ponsel Subagyo bunyi dan ia mengangkat telepon.
Anwari mengira Subagyo tengah menelepon polisi, ia pun langsung agresif berusaha merebut ponsel Subagyo juga.
"Anwari ngampirin saya mau minta HP. Nah, saya nggak kasih. Dia balik ke mobil, keluarian sebapan laras panjang," ujar Subagyo.
Kata Subagyo, Anwari marah-marah sambil menodongkan senapan itu ke mukanya. Tak gentar, Subagyo malah menantang agar Anwari menembak wajahnya.
Untungnya, gertakan Subagyo hanya membuat Anwari menembak ke udara dua kali dan menembak seng atap bengkel.
Anwari kemudian kembali ke mobilnya, meletakkan senapan itu. Setelah itu, ia berbalik ke Subagyo, berusaha merampas ponsel Subagyo juga. Subagyo tetap bertahan, hingga ia ditempeleng, bajunya ditarik-tarik, dan didorong-dorong.
Setelah berseteru dan Anwari tancap gas dengan mobilnya, Subagyo menelepon Kapolsek Pesanggrahan meminta bantuan, takut-takut Anwari kembali. Oleh Kapolsek Pesanggrahan Kompol Eko Mulyadi, Subagyo diminta untuk membuat laporan di Mapolsek.
Tak disangka, Anwari yang dilaporkan itu malah menyusul ke Mapolsek Pesanggrahan. Namun, bukannya menyelesaikan masalah, Anwari malah berteriak-teriak menuduh dirinya telah dipukuli oleh Subagyo hingga giginya copot.
"Nah, ketika itu saya dipukulin di depan polisi, di kantor Polsek. Dipukulin tiga kali, bibir saya pecah, mulut saya bengkak," kata Subagyo.
Polisi pun mengantarkan Subagyo untuk visum. Anwari saat itu juga langsung ditahan kedua kalinya atas tuduhan penganiayaan. Ia sempat melancarkan aksinya itu lantaran penahanannya ditangguhkan oleh Polres Metro Jakarta Selatan. Subagyo berharap, polisi tak melepasnya lagi.
"Kasih hukuman yang setimpal, harapan kami jangan sampai terulang lagi hal seperti ini," ujar Subagyo.