Jakarta
Dokter Layaknya Preman, Todongkan Pistol ke Satpam, juga Pukuli Ketua RT
DOKTER ANWARI bertindak layaknya preman. Ia menodong, menganiaya petugas, dan bahkan menembakkan senjata di parkiran Mal Gandaria City.
SURYAMALANG.COM, JAKARTA - Dokter Anwari bertindak keterlaluan. Ia menodong, menganiaya petugas, dan bahkan menembakkan senjata di parkiran Mal Gandaria City, Jakarta, pada 6 Oktober 2017 lalu.
Sebelum peristiwa itu, Anwari ternyata sudah dikenal sebagai pembuat masalah di tempat kerjanya.
Kepala Urusan Hubungan Masyarakat Rumah Sakit dr Suyoto, Rokhman, mengatakan beberapa hari sebelumnya, pada 4 Oktober 2017 lalu, pihak rumah sakit akhirnya melaporkan Anwari ke polisi. Aksinya pada hari itu dianggap sudah kelewat batas.
"Satpam kami dipukul dan ditodong pistol, itu sudah bukan urusan kedokteran, sudah kriminal murni," ujar Rokhman kepada Kompas.com, Selasa (1/11/2017).
Rokhman tidak mengetahui persis apa masalah Anwari dengan satpam itu. Ia sempat mendengar Anwari mengamuk lantaran ada pasiennya yang memberi uang tip ke satpam itu. Anwari pun tak diperkenankan bekerja di rumah sakit militer itu lagi.
Rokhman menyebut beberapa kali Anwari sempat menghubungi, datang, bahkan berniat menemui direktur rumah sakit, namun diabaikan karena Anwari adalah sosok yang bermasalah. Karirnya di rumah sakit hanya sebentar saja.
"Dari para dokter yang praktek menyimpulkan ada gangguan kejiwaan. Dilihat dari perilakunya ya. Perilaku itu kok nggak jera padahal usia sudah tua begitu," ujar Rokhman.
Setelah penodongan satpam di RS dr. Sutoyo, dan aksi koboi di Gandaria City, Anwari ditangkap pada 7 Oktober.
Namun beberapa hari kemudian ia dilepaskan karena mengajukan penangguhan penahanan. Saat dilepas itu lah, Anwari sempat kembali ke rumah sakit di bilangan Bintaro itu.
"Dia sempat balik lagi nyariin satpam kami, cuma kami enggak keluarin, kami suruh balik lagi," ujar Rokhman.
Pukuli Ketua RT
Tak berapa lama, kisah serupa muncul dari Jalan Cempaka yang terletak di kawasan Bintaro juga. Subagyo, Ketua RT Jalan Cempak menceritakan pengalamannya ditodong senapan angin oleh Anwari pada 28 Oktober 2017.
Awalnya, Subagyo menerima telepon dari seorang warganya bernama Adi yang bekerja di bengkel di Jalan Cempaka.
"Ada lah anak bengkel yang minta tolong telepon saya. Nah setelah itu, saya lari lah ke bengkel. Setelah di bengkel terjadi lah itu si dokter dan anak bengkel (cek-cok)," kata Subagyo.
Baca juga : Penyesalan Palsu Dokter Anwari, Sang Penganiaya dan Penodong Senjata