Sportarema

Hero Tito, Ini Kisah Terjalnya Perjuangan 'Petinju Indie' Asal Malang ke Level Dunia

Menu latihan dibuatnya berdasar pengalaman selama mengikuti latihan di luar negeri atau saat diasuh pelatih profesional

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Hero Tito, petinju dari d"Kross Boxing Camp menunjukan sabuk juara dunia World Profesional Boxing Federation, Rabu (30/11/2016). 

“Waktu saya ikut latihan, seperti saat di Australia, saya serap ilmunya, termasuk mengatur menu makanan atau gizinya, itu yang kini saya terapkan,” papar petinju kelahiran 27 September 1986 itu.

Biasanya, beberapa bulan sebulan pertandingan sang istri sudah menyiapkan menu khusus.

“Bubur jagung di pagi hari, Ikan tuna, salmon dan daging, kentang rebus, jus buah bergantian, belanjanya ke pasar Madyopura atau ke Tumpang,” ujar Didin Nurul Wijayanti, istri Hero Tito.

Hero Tito memang seringkali mengatur sendiri jadwal latihan, menata menu latihan, menu gizi, hingga jadwal keberangkatan dan pulang ke luar negeri. Dari sinilah semangat Indie Hero Tito begitu terasa.

Untuk menjaga eksistensi di ring tinju profesional, Hero berusaha sendiri mencari agenda pertarungan luar negeri. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan dia tidak segan-segan menyapa dan membuka komunikasi dengan promotor luar negeri meski belum dikenalnya.

“Saya pede aja, yang penting saya tahu maksud komunikasinya dengan bahasa Inggris. Saya mengandalkan nama saya di pentas tinju internasional. Semua orang bisa melihat jejak prestasi saya di internet,” ujar Hero.

Ia memanfaatkan komunikasi melalui email atau aplikasi komunikasi seperti BBM maupun WhatasApp untuk berkomunikasi dengan promotor di luar negeri.

Bila sudah mendapat kesepakatan kontrak pertandingan di luar, Hero biasanya langsung menjalani persiapan mandiri. Ia juga tak segan mengerjakan proses mendapatkan tiket penerbangan dan visa sendiri.

Bahkan berangkat ke luar negeri seorang diri untuk bertanding tanpa pendamping bukan hal baru bagi Hero.

SURYAMALANG.COM pernah mendapati Hero Tito berangkat ke Korea Selatan seorang diri saat akan bertarung melawan petinju Doong Hoon Yook di Busan, tahun lalu.

Hero Tito (topi merah) saat akan berangkat ke Korea Selatan 2016 silam
Hero Tito (topi merah) saat akan berangkat ke Korea Selatan 2016 silam 

Saat itu sama sekali tak ada kesan istimewa, Hero Tito percaya diri berangkat seorang diri dari rumahnya di Kabupaten Malang untuk menjalani pertarungan internasional. Dengan menenteng perlengkapannya dalam satu koper besar, ia berangkat diantar kakaknya hanya dengan berboncengan motor.

Semangat indie dan kemandirian Hero Tito tidak hanya sebatas itu. Meski menjalani pertarungan internasional seorang diri di luar negeri, ia juga selalu berusaha menyampaikan kabar secepatnya ke awak media melalui aplikasi percakapan.

Ia tidak segan-segan meminta seseorang untuk memotretnya saat bertanding melalui ponselnya. Foto itu lalu ia kirimkan sekaligus memberi kabar hasil yang didapatnya di pertarungan itu.

“Saya tidak mau menyerah, meski semua harus saya jalani sendiri. Motivasi saya hanya satu, menjadi juara dunia,” tegas Hero Tito.

Hero Tito bersama keluarga besarnya
Hero Tito bersama keluarga besarnya 

Jalan Terjal Meraih Dukungan

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved