Tulungagung
Video Purel Topless di Tempat Karaoke, Buka Tabir Pola Baru Prostitusi Pelajar di Tulungagung
Pada Juli 2014, Harian Surya pernah menurunkan tulisan tentang fenomeda pelacuran pelajar di Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
Sejak saat itu pelacuran pelajar seolah menghilang, tidak lagi terang-terangan seperti sebelumnya.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Tulungagung, Winny Isnaeni mengatakan, segala upaya sudah dilakukan untuk memberantasan prostitusi anak.
Namun sebenarnya fenomena ini tidak hilang, hanya saja mereka mengubah polanya.
“Tetap ada, hanya saja polanya yang sudah berganti. Nah, mencari dan menemukan pola baru mereka sekarang ini yang sulit,” terang Winny.
Pola gerak para pelaku ini yang sangat cepat dan terus berubah.
Salah satunya, para pelajar nakal ini beralih menjadi pemandu lagu atau purel.
“Sering kali para pemangku kepentingan merancang strategi, jika sudah ada kasus yang terungkap,” tambah Winny.
Lanjutnya, fenomena prostitusi anak ini memang tidak lepas dari angka perceraian dan angka buruh migran.
Setiap kali angka perceraian naik, maka kasus seksual yang melibatkan anak juga turut naik.
Sedangkan keberadaan buruh migran turut menimbulkan masalah terkait pengasuhan anak.
Karena itu LPA dan pemangku kepentingan tengah menggalakkan “parenting” di tingkat desa.
“Tapi respon masyarakat juga buruk terhadap gerakan parenting ini. Biasanya mereka baru sadar, setelah anaknya jadi korban,” pungkas Winny.