Kediri

Nonton Bareng Film Sekala Niskala di Kediri, Kisahnya Haru, Musiknya Bikin Merinding

Film Sekala Niskala merupakan film dengan latar cerita budaya dan adat di Pulau Bali. Kisahnya berawal dari bocah kembar Tantri.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: yuli
surya/didik mashudi
Penonton yang menyaksikan film Sekala Niskala memenuhi gedung Bioskop Golden, Kota Kediri. 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Acara nonton bareng film Sekala Niskala berlangsung di Gedung Bioskup Golden Theater, Kota Kediri, dipenuhi penonton. Seluruh bangku penonton terisi penuh yang mayoritas kawula muda. Kisahnya haru, iringan musiknya bikin merinding.

Film Sekala Niskala merupakan film dengan latar cerita budaya dan adat di Pulau Bali. Kisahnya berawal dari bocah kembar Tantri, perempuan yang diperankan Thali Titi Kasih dan Tantra, cowok yang diperankan Gus Sena.

Anak kembar cowok dan cewek di Bali menjadi simbol keseimbangan.

Suatu ketika Tantra jatuh sakit dan hasil diagnosa dokter menderita radang di otaknya sehingga hari-harinya banyak dihabiskan dengan berbaring di rumah sakit.

Kondisi itu membuat saudari kembarnya Tantri menghadapi kenyataan tidak bisa bermain lagi bersama saudara kembarnya. Kondisi itulah yang membuat Tantri dan Tantra sering terbangun tengah malam karena tidak dapat tidur nyenyak. Mereka terbawa dalam lamunan.

Tantri sangat ingin saudara kembarnya sembuh sehingga dapat bersama lagi. Selain menjalani pengobatan medis di rumah sakit, keluarga juga melakukan upaya kearifan lokal seperti menanam padi dan mendatangi tempat persembahyangan.

Tantri malahan mengajak Tantra bermain sambung ayam. Kedua saudara kembar itu kemudian melakukan permainan sambung ayam dengan memakai kostum janur dan mengecat tubuhnya layaknya ayam. Adegan ini juga mengundang tawa penonton, dengan tangan masih menancap selang infuse, Tantra bermain sambung ayam.

Namun prosesi sambung ayam ini masih belum mampu menyembuhkan penyakit Tantra yang kondisinya semakin lemah. Tantri kemudian melakukan upaya lagi dengan cara permainan monyet, hanya saja upayanya masih belum mampu mengobati saudara kembarnya.

Di luar dugaan acara nonton bareng film Sekala Niskala ini mendapat sambutan antusias masyarakat. Seluruh bangku terisi penuh yang mayoritas anak-anak muda.

Anggun salah satu penonton memberikan apresiasi pemutaran film Sekala Niskala karena ceritanya membikin haru. "Kisah film ini bikin haru sampek nangis, namun sayang akhir ceritanya belum tahu," ungkapnya.

Sedangkan Bayu penonton lainnya mengungkapkan, iringan musik dari film Sekala Niskala mengingatkan pada film bertema magis dan horor. Padahal tidak ada adegan horornya. "Saya sempat merinding juga," ujarnya.

Aryo juga berpendapat film besutan sutradara Kamila Andini banyak mengangkat kearifan lokal yang mewarnai khasanah budaya Indonesia. "Dari film Sekala Niskala kami banyak mengetahui adat dan buadaya masyarakat Bali," ungkapnya.

Usai acara nonton bareng, panitia juga membagikan bingkisan bagi penonton yang mampu menjawab pertanyaan. Bingkisannya berupa merchandise seperti tas dan topi.

Sementara Hanna Humairah, panitia nonton bareng komunitas Layar Indie Kediri mengakui, animo penonton yang menyaksikan film sangat luar biasa. Karena tempatnya terbatas, panitia membatasi pembelian tiket hanya 135. Tiket nonton bareng ini dijual Rp 35.000.

"Film Sekala Niskala memang menarik karena menang di berbagai festival luar negeri seperti Hongkong, Jerman dan Prancis. Sehingga kami ingin memutar filmnya di Kediri," jelasnya.

Halaman
12
Tags
Kediri
Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved