Malang Raya
Inilah Hasil Pantauan Harga Beras di Pasar Tradisional Kabupaten Malang
#MALANG - Untuk harga beras jenis Bengawan tertinggi ditemukan di pasar Pakis seharga Rp 12.250 per kilogram.
Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Adanya kenaikan harga beras di Pasar tradisional Kabupaten Malang sepekan sebelum memasuki bulan Ramadan terus dipantau Dinas Perdagangan.
Pasalnya, bila kenaikan harga beras di Pasar telah melebihi 10 persen dari harga eceran tertinggi (HET) maka tim Satgas Pangan Kabupaten Malang akan melakukan evaluasi dan turun ke lapangan.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang
Hasan Tuasila mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan diri bersama tim Satgas Pangan untuk melaksanakan razia pasar. Dan untuk tindakan Operasi Pasar masih menunggu instruksi dari Pemprov Jawa Timur.
"Untuk saat ini, masih masih terus melakukan monitoring kondisi harga beras di pasar, termasuk harga komoditi lain kebutuhan bahan pangan masyarakat," kata Hasan, Rabu (9/5/2018).
Dijelaskan Hasan, dari hasil monitoring sementara diketahui harga beras berbagai jenis sudah berada di atas HET beras Rp 9.450 per kilogram yang ditetapkan pemerintah. Untuk harga beras jenis Bengawan tertinggi ditemukan di pasar Pakis seharga Rp 12.250 per kilogram.
Untuk beras Mentari harga tertinggi berada di pasar Singosari dengan harga Rp 13.000 per kilogram, di susul harga beras jenis Mentari di pasar Bululawang seharga Rp 12.800 per kilogramnya. Dan untuk harga beras jenis IR 64 di Pasar Kepanjen berada di posisi Rp 10.045 per kilogram atau berada diatas HET sebesar 0,9 persen.
"Atas kondisi harga beras menjelang bulan Ramadhan tersebut kami harapkan tidak terus naik. Dengan demikian OP beras untuk stabilitasi harga belum perlu dilaksanakan di Kabupaten Malang," ucap Hasan.
Sementara salah satu pedagang beras di Pasar Kepanjen, Anang mengatakan, kenaikan harga beras dikarenakan adanya kenaikan dari distributor beras. Para pedagang beras dengan kenaikan harga tersebut tidak banyak mendapat untung.
"Kami memang menjual beras di atas harga beli dari distributor. Kalau tidak begitu bagaimana kami mendapat untung. Itu saja sedikit untungnya," tutur Anang.