Jendela Dunia
Diperebutkan Berabad-abad, 4 Hal ini Menjadikan Jalur Gaza Jadi Titik Konflik Israel-Palestina
Perbatasan antara Gaza dan Israel sekali lagi menjadi titik fokus untuk bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan Israel.
Tetapi orang-orang Yahudi tidak mengindahkan peringatan itu.
Israel pun mulai menempatkan pasukan di Gaza dan mulai membangun pemukiman di wilayah yang baru diduduki.
Lebih dari 1 juta pengungsi ditinggalkan di bawah kekuasaan Israel.
Kekalahan itu membangkitkan semangat gerakan nasional Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina.
Konflik yang berkelanjutan
PLO dan Israel menandatangani Perjanjian Damai Oslo pada 1993.
Israel melepaskan kendali atas bagian-bagian Gaza dan Tepi Barat kepada pemerintah semi otonomi, Otoritas Palestina dengan imbalan kesepakatan untuk membendung kekerasan kelompok gerilya Palestina.
Termasuk Hamas yang telah terbentuk selama bentrokan sengit antara Palestina dan pasukan Israel di Gaza sejak 1987.
Namun, Otoritas Palestina tidak dapat menghentikan serangan dan Israel tetap menolak untuk membongkar pemukiman yang tersisa.
Setelah pemilihan Hamas, Israel memberlakukan blokade darat, udara dan laut di jalur itu.
Diperkirakan 80 persen dari 1,3 juta pengungsi Palestina di Gaza bergantung pada bantuan dan lebih dari setengah juta tinggal di kamp-kamp pengungsi.
Serangan roket sporadis dan serangan dari Hamas serta kelompok militan lainnya di Gaza telah dipenuhi dengan beberapa kampanye pemboman dan serangan darat dari Israel.
Baca: Menanggapi Teror Bom di Gereja Surabaya, Abu Bakar Baasyir : Opo kuwi? Ora Bener . . .
Ketegangan mulai bergejolak setiap tahunnya dalam minggu-minggu menjelang peringatan hari Nakba.
Pada tahun ini, pihak penyelenggara protes mengharapkannya jadi yang terbesat dalam sejarah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/bocah-palestina_20150419_165746.jpg)