Jendela Dunia
Kisah Bocah Indonesia yang Gabung ISIS dan Tewas di Suriah, Mampu Bongkar Senapan dalam 32 Detik
Saat usianya 11 tahun, bocah Indonesia ini ingin gabung ISIS. Dia meninggal saat berusia 13 tahun.
Sedikitnya 18 orang lain terkait sekolah itu telah dihukum atau ditangkap karena rencana dan serangan militan di Indonesia.
Termasuk tiga serangan paling mematikan di Tanah Air dalam 20 bulan terakhir.
Juru bicara Ibnu Mas'ud, Jumadi membantah sekolah tersebut mendukung ISIS atau kelompok Islam militan lainnya, atau mengajarkan interpretasi ekstrim atau ultra-kekerasan terhadap Islam.
Ibnu Mas'ud adalah satu dari sekitar 30.000 pesantren di seluruh Indonesia.
Jumadi mengatakan Hatf belajar di Ibnu Mas'ud.
Tetapi dia tidak tahu tentang kepergian bocah itu ke Suriah.
( Baca juga : Video Pasien di Tulungagung Viral, Rekaman Ini Tunjukkan Layanan Buruk di Puskesmas )
Dia mengaku tidak tahu adanya staf atau siswa yang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, selain tiga guru dan satu siswa yang ditahan di Singapura pada 2016.
Mustanah, mantan mahasiswa yang dideportasi dari Irak pada bulan Agustus, telah mengatakan kepada polisi bahwa beberapa mantan siswa dari Ibnu Mas'ud telah melakukan perjalanan ke Suriah.
Terletak di kaki Gunung Salak, sebuah gunung berapi yang tidak aktif, di desa Sukajaya, 90 km (55 mil) selatan ibu kota Indonesia, Ibnu Mas'ud terdiri dari kompleks ruang kelas, asrama dan ruang salat yang dapat menampung hingga 200 orang siswa dari sekolah dasar sampai SMP.
Menurut polisi dan pejabat pemerintah Indonesia, lembaga itu mendidik siswa dalam Islam dan mata pelajaran lainnya.
Namun beberapa terkait dengan ekstremisme dan bertindak sebagai pusat rekrutmen.
Kala itu, Kamaruddin Amin yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam di Kementerian Agama RI, mengatakan Ibnu Mas'ud tidak pernah terdaftar sebagai pesantren.
Bongkar Senapan Dalam 32 Detik
Pesantren memiliki akar yang dalam di Indonesia sejak beberapa abad lalu saat pesantren menjadi bentuk pendidikan utama bagi masyarakat miskin dan pedesaan.
( Baca juga : LIVE STREAMING Temuan Bom di Pintu Tol Gate 7 Sidoarjo Jumat 18 Mei 2018 Siang )
Bahkan ketika sistem pendidikan Indonesia yang dimodernisasi dan sekolah sekuler yang dijalankan pemerintah diperkenalkan, pesantren yang sangat pribadi tetap menjadi penting.