Teroris Serang Jawa Timur

Tim Psikolog Masuk Sekolah-sekolah di Surabaya, Terapi untuk Para Teman Korban dan Pelaku Bom

Saya lebih banyak menyemangati anak-anak itu agar mereka bisa kembali move on dari kesedihan yang dialami, karena kehilangan temannya.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bertemu tim psikolog. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Teror bom di Surabaya Minggu (13/5/2018) lalu turut mengguncang siswa sekolah.

Terlebih teman mereka berkaitan dengan kejadian yang memilukan tersebut.

Baik menjadi korban secara langsung teror bom, atau korban tidak langsung karena diajak oleh orangtuanya yang menjadi pelaku teror bom. 

Pemerintah Kota Surabaya sudah berupaya mengirim psikolog dan psikiatri ke sekolah untuk menenangkan para siswa.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), Antiek Sugiharti, menyampaikan pendampingan dilakukan kepada anak-anak, baik individu maupun kelompok

Tidak hanya bagi para korban, tapi juga pada para teman korban-pelaku.

Antiek sengaja menggandeng para psikolog klinis, Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) untuk bersama-sama dengan Pemkot Surabaya mengembalikan kondisi psikis anak-anak Surabaya.

“Saat ini kami lebih fokus dulu melakukan pendampingan kepada sekolah dari pelaku-korban dan sekolah dari para korban,” kata Antiek, Senin (21/5/2018).

Rencananya, bersama para psikolog, juga akan mengunjungi semua sekolah di Surabaya.

Hal ini dilakukan demi memberikan pemahaman kepada anak-anak Surabaya agar tidak lagi merasa takut dan khawatir.

“Saat ini ada delapan sekolah SD, SMP, dan SMA sederajat yang kami kunjungi, dan ini akan berlanjut untuk semua sekolah di Surabaya,” tambah Antiek.

Ahli psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Jawa Timur Laksmi Wijayanti mengatakan selama proses pendampingan ini di terus melakukan berbagai cara supaya anak-anak ini bisa kembali seperti kondisi sediakala. Beberapa treatment khusus pun dilakukan.

“Kami lakukan konseling baik itu secara individual maupun kelompok di sekolah-sekolah,” katanya

Selain anak, psikolog mendapat tugas dari pemkot untuk mendampingi kepala sekolah, orang tua, maupun guru.

Harapannya, agar bagaimana bisa menjaga kondisi psikis anak-anak, agar bisa kembali stabil.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved