Jendela Dunia

Begini Perlakuan ISIS untuk Warga yang Tak Puasa, Sadis, Dilakukan di Depan Banyak Orang

Selama lebih dari tiga tahun, penduduk di Raqa menjadi sasaran kerasnya aturan ISIS selama bulan suci Ramadhan.

Editor: Pambayun Purbandini
dailymail.co.uk
Simpatisan ISIS. 

"Selama kekuasaan ISIS, kami hanya bisa membuka restoran dua jam sebelum buka puasa," kata pemilik sebuah restoran, Dakhil al-Farj.

"Sekarang. kami mulai melayani pelanggan pada jam 10.00 pagi," ucapnya.

Memang perginya ISIS dari Raqa harus dibayar dengan harga mahal.

Seluruh permukiman kini rata dengan tanah, dan upaya pembangunan kembali berjalan lambat.

Banyak distrik tidak dialiri listrik dan air, hampir juga tidak ada pekerjaan.

Sebagian penduduk tak mampu membeli bahan pangan karena harganya yang sangat mahal.

Huran al-Nachef, seorang penduduk asli Raqa, mengunjungi pasar untuk membeli beberapa tomat, mentimun, dan kentang untuk makanan berbuka puasa.

"Ini semua sangat mahal dan tidak ada pekerjaan," ujarnya. Anak-anaknya mencari pekerjaan sambilan setiap hari untuk berupaya memenuhi kebutuhan bagi keluarga mereka.

Sebagaimana pengakuan seorang pembuat roti, Hanif Abu Badih.

Ia merasa optimistis pada Ramadhan tahun ini.

Saat ISIS berkuasa, dia pernah dijatuhi hukuman 40 cambbukan dan tiga hari di penjara, ketika seorang karyawannya mencoba bersembunyi saat ibadah wajib.

"Tahun ini, kami akan berpuasa tanpa ISIS. Kami akan hidup sesuai keinginan kami dengan kebebasan penuh," ucap Abu Badih.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bebas dari ISIS, Warga Suriah di Raqa"

--

Jangan lupa follow akun instagram Suryamalang.com, ojok lali yo rek!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved