Teroris Serang Jawa Timur
Teman Mengaji Dita Oepriarto Bilang, Ada Pendidikan Terorisme di Sekolah-sekolah Dasar
#TERORISME - Jangan salah, pendidikan terorisme itu bahkan diberikan di sekolah-sekolah, bahkan di SD. Saya tahu karena ada orangtua yang mengeluh.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dita Oepriarto, teroris yang mengajak istri dan empat anaknya meledakkan bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, tergolong pandai sejak muda.
Dia lulusan SMA bergengsi di Surabaya sekaligus lulusan jurusan kimia dari universitas ternama.
Itulah kesan Ahmad Faiz Zainuddin, teman mengaji Dita, yang statusnya sempat viral di Facebook.
Zainuddin mengatakan, sejak dulu anggota kelompok jalur keras selalu mencari bibit-bibit unggulan. Mereka memang butuh anak-anak pintar.

"Kenapa? Karena proses brain washing kan harus diajak diskusi. Nah yang suka diskusi ini biasanya adalah anak-anak unggulan. Tapi brain washing saat SMA dulu nggak ngajak perang, cuma menyalahkan sistem negara saja nggak sesuai Islam, stadium dua-lah," kata Zainuddin kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (22/5/2018).
Faiz mengaku, generasi muda saat ini juga tidak sedikit yang cenderung mengikuti Islam jalur keras.
Dia menceritakan, beberapa orangtua datang kepadanya mengeluhkan sang anak mendapatkan pengajaran dari guru, untuk tidak hormat saat upacara bendera.
"Jangan salah, pendidikan terorisme itu bahkan diberikan di sekolah-sekolah, bahkan di SD. Saya tahu juga karena orangtua ada yang mengeluh, anaknya mendapat pelajaran begitu dari guru di kelas," jelas Faiz, yang berprofesi sebagai trainer ini.
Untuk itu Faiz meminta agar pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia peka dan mencegah munculnya bibit-bibit terorisme sejak dini.
Faiz menjelaskan, cara memberantas bibit terorisme ini bukan dengan kekerasan.
"Mereka ini sebenarnya orang-orang baik, hanya saja ideologinya yang salah. Jangan dimusuhi karena mereka akan semakin keras," katanya.
Sebagai saran, Faiz mengatakan bahwa pemerintah seharusnya melawan mereka dengan cara yang sama. Yaitu membuat kelompok ideologi tandingan.
"Kalau pemerintah seperti sekarang ini, saya yakin gak bisa teratasi masalah teroris. Harus ditandingi dengan kelompok sejenis. Hadirkan pengajian yang bisa menandingi wacana yang mereka tanamkan di benak anak-anak ini," tambahnya.
Faiz mengatakan sampai sekarang pemerintah hanya berlaku sebagai established company yang bersifat kaku, nggak bisa lincah. Sementara teroris ini adalah start up.
"Nggak bisa begitu, pemerintah juga harus menciptakan start up-start up seperti para teroris ini lakukan, untuk melawan mereka," katanya.