Mengenang William Henry Quilliam, Orang Inggris Pertama yang Memeluk Islam dan Dirikan Masjid

William Henry Quilliam namanya. Seorang pakar hukum Inggris, pula putra pendeta Gereja Metodis.

Editor: Insani Ursha Jannati
Berbagai Sumber
William Henry Quilliam 

SURYAMALANG.COM - William Henry Quilliam namanya.

Seorang pakar hukum Inggris, pula putra pendeta Gereja Metodis.

1887, William Henry Quilliam memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Abdullah Quilliam.

Dia dikenal sebagai orang Inggris pertama yang memeluk Islam.

Dua tahun kemudian, pada 1889 dia membuka Insititut Muslim Liverpool di Merseyside.

Institut tersebut pada 2014 dibuka lagi setelah dipugar dan dijadikan masjid.

Menurut Jahangir Mohammed dari Abdullah Quilliam Society, Quilliam menunjukkan keberaniannya untuk pindah agama setelah dia bertolak ke Moroko.

"Dalam perjalanannya, dia meliat jamaah haji yang baru kembali beribadah dan dia melihat bagaimana damainya mereka saat sembahyang," kata Mohammed.

"Seorang kolega muslim kemudian menerangkan bahwa Islam adalah kelanjutan agama sebelumnya, Yudaisme, Kristiani.

"Semua penjelasan dianggap logis dan dia menjadi seorang Muslim saat itu."

Dikatakan, saat dia kembali dari Maroko, dia memutuskan untuk mempromosikan Islam yang saat itu dianggap sebagai agama setan.

"Saat itu, langkah dia sangat berani," ujarnya.

Bermula di Moroko

Humayun Ansari, profesor tentang sejarah Islam dari Universitas Royal Holloway, London, mengatakan, kehidupan yang disaksikan Quilliam di Moroko sangat menarik baginya.

"Ia merasa bahwa orang di sana hidup sederhana, dengan mengangkat moral dan ada suasana solidaritas, baik kaya maupun miskin," kata Ansari.

"Hal itu merupakan sesuatu yang sangat penting baginya."

Namun, Ansari mengatakan, keputusan untuk pindah ke Islam bukan pilihan sederhana bagi Quilliam.

"Islam pada abad ke-19 dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima," tambah Ansari.

"Jadi sangat tidak wajar bagi seseorang dari latar belakang seperti itu untuk pindah agama."

Bahkan, Jahangir Mohammed mengatakan, kebencian dan kemarahan orang terhadap Quilliam semakin meningkat setelah dia mendirikan masjid dan upayanya untuk pindah agama berhasil.

"Ia berhasil mengajak 200 warga lokal dan 600 orang di seluruh Inggris untuk pindah agama dan ia menghabiskan banyak waktu melakukan syiar tentang Islam dan bahwa Islam bukan agama setan," kata Mohammed.

"Karena ia berhasil, banyak yang memusuhinya. Orang datang dan menyerangnya.

"Mereka melempar kepala babi, silet, batu. Namun, dia tetap menghadapinya," ujarnya.

Dirikan Media Islam

Serangan ini dihadapi Quilliam dengan mendirikan media pertama bagi muslim.

"Dia menanggapi serangan itu di media dan memproduksi karya jurnalisme muslim pertama," tambah Mohammed.

"Dia mendorong warga muslim untuk menulis dan angkat bicara.

"Dia mengajukan petisi ke Ratu Victoria agar pandangannya didengar."

Tulisannya menjadi bacaan penting dan salah satu bukunya, Faith of Islam, yang memiliki tiga edisi yang diterjemahkan dalam 13 bahasa.

Buku itu sangat populer dan bahkan Ratu Victoria juga memesan buku itu untuk dirinya dan juga untuk cucu-cucunya.

Profesor agama dari Universitas Hope Liverpool, Ron Geaves, mengatakan tulisannya yang membantu mengubah pandangan publik tentang Islam.

The Faith of Islam karya Abdullah Quilliam
The Faith of Islam karya Abdullah Quilliam ()

Dia mengatakan, Quilliam mencari tahu mengapa Islam tidak populer di antara publik Inggris dan mengangkatnya dalam khotbah di masjid untuk mengatasi masalah itu.

"Dia mempresentasikan Islam dalam cara yang sangat rasional dan menarik bagi warga pada zaman Victoria, yang saat itu sangat memperhatikan sisi ilmiah."

Karya Quilliam menjadikannya diangkat sebagai Sheikh ul-Islam untuk Kepulauan Inggris oleh penguasa Ottoman, Sultan Abdul Hamid II, pada 1894 dan diakui oleh Shah Persia serta Emir Afganistan sebagai pemimpin Muslim Inggris.

Namun, tingginya intoleransi agama menyebabkan Quilliam dan para pengikutnya akhirnya pindah dari Inggris ke Istanbul pada 1908.

Kemudian dia kembali lagi ke Inggris dengan nama Haroun Mustapha Leon dan menetap di Woking, sampai dia meninggal pada 1932.

Pada tahun 1999, kelompok muslim dari Merseyside mendirikan Abdullah Quilliam Society untuk mempertahankan peninggalannya.

Jahangir Mohammed mengatakan, Quilliam adalah panutan bagi muslim di Inggris, sehingga namanya dijadikan nama masjid.

"Masjid ini sangat penting karena merupakan masjid pertama di Inggris, pusat aktivitas Islam pada zaman Ratu Victoria dan lahirnya Islam di Inggris. Quilliam menunjukkan bahwa merupakan sesuatu yang mungkin untuk menjadi Muslim di negara ini. Ia adalah panutan," kata Mohammed. (kcm)

-- 

Artikel ini telah tayang di KOMPAS.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved