Jendela Dunia

Kisah Jasad-Jasad Abadi di Zona Maut Everest, Ada yang Baru Ditemukan 75 Tahun Kemudian

Ada kawasan yang disebut Zona Maut di Everest. Banyak pendaki yang gagal melewati zona ini. Bahkan banyak yang sampai meninggal.

Editor: Zainuddin
Youtube
Jasad Pendaki Hannelore Schmatz yang abadi di Zona Maut Everest. 

SURYAMALANG.COM – Banyak hal mengejutkan di Puncak Everest.

Seperti soal jasad Hannelore Schmatz.

Hannelore Schmatz mendaki bersama suaminya ke Puncak Everest pada 1979.

Nahas!

Dia tewas dalam perjalanan yang membahayakan itu.

( Baca juga : Di Acara Hotman Paris, Tukul Arwana Blak-blakan tentang Hubungannya dengan Biduan Dangdut Meggy Diaz )

Hannelore Schmatz memang menyukai aktivitas ekstrem mendaki gunung sebagaimana suaminya, Gerhard.

Pasangan itu memutuskan untuk melakukan pendakian membahayakan ke puncak Everest pada 1979.

Pasangan ini mendaki bersama sekelompok pendaki lain.

Saat itu Gerhard berusia 50 tahun.

Gerhard bertindak sebagai ketua tim pendakian.

( Baca juga : Bukan Mulan Apalagi Maia, Muncul Seseorang di Video Ulangtahun Ahmad Dhani Bikin Salfok )

Sedangkan Hannelore yang berusia 39 tahun sebagai anggota tim pendakian.

Dalam misi pendakian itu, Gerhard merupakan manusia tertua yang melakukan misi membahayakan tersebut.

Total ada delapan pendaki dan lima pemandu yang mencapai puncak.

Kemudian tragedi itu terjadi. 

Dua orang tewas dalam perjalanan kembali menuruni gunung.

( Baca juga : Cantik dan Seksinya Rahma Azhari Saat Tunjukkan Mendukung Liverpool, Lihat Foto-Foto Beraninya )

Termasuk Hannelore Schmatz yang tewas di lokasi yang hanya berjarak 330 kaki dari basecamp terakhir menuju ke puncak. 

Schmatz dan pendampingnya, Ray Genet, terlalu lelah untuk melanjutkan pendakian.

Mereka mendirikan kamp bivak untuk tidur di kantong tidur sebelum menuju ke base camp.

Pemandu sudah memperingatkan bahwa mereka harus kembali ke markas atau Camp IV, lebih jauh ke bawah gunung. 

( Baca juga : Lama Tak Muncul, Diana Punky Masih Sama Seperti Jinny Yang Dulu loh, Malah Terlihat Lebih Muda? )

Seolah tak menghiraukan peringatan itu, Schmatz dan Genet tinggal di ketinggian 27.200 kaki yang kawasan yang disebut Zona Kematian.

Schmatz dan Genet tewas akibat hipotermia setelah mereka terjebak dalam badai salju semalaman.

Para ahli percaya Schmatz duduk untuk istirahat akibat kelelahan membawa ranselnya.

Dia jatuh tertidur, dan tidak pernah bangun lagi. 

Menurut pemandu yang bersamanya, kata-kata terakhirnya adalah “Air, air”.

( Baca juga : Digelar Mulai Juni 2018, Ini Bocoran Jabatan dan Syarat dalam Pendaftaran CPNS Tahun Ini )

Setelah kematiannya, sang pemandu tinggal dengan jasad Schmatz.

Tetapi dia harus rela kehilangan jari tangan dan beberapa jari kaki akibat radang dingin.

Adapun Hannelore Schmatz merupakan wanita pertama, dan orang Jerman pertama yang mati di lereng Everest

Jasadnya dibiarkan membeku di lereng Everest

Pemandu dan inspektur polisi Nepal berusaha membawa jasadnya pada 1984.

Tetapi, dua pria itu juga terjatuh, dan meninggal dunia. 

Sejak upaya itu, tidak ada yang pernah mencoba membawa jasadnya. 

( Baca juga : Menengok Keseharian Para Mahasiswa Muslim dari Thailand di Jember )

Kisah kematian Schmatz menjadi terkenal di kalangan pendaki.

Sebab, kondisi jasadnya membeku di jalur pendakian rute Selatan. 

Jasadnya masih utuh dan masih mengenakan pakaian pendakiannya.

Matanya juga tetap terbuka.

Begitu pula rambutnya yang bergerai tertiup angin.

Seolah Everest memberinya pemakaman yang layak.

Mayat Schmatz kemudian menghilang di Zona Kematian di Gunung Everest.

( Baca juga : BREAKING NEWS : Heboh Info Ledakan Sidoluhur, Lawang, Kabupaten Malang, Akun Ini Sebut Ada Korban )

Sementara itu, ada sekitar 150 mayat yang masih berada di Everest.

Banyak yang menyebut zona maut karena memiliki tingkat oksigen sangat tipis dengan ketinggian di atas 24.000 kaki.

Mayat-mayat itu diawetkan oleh alam.

Mayat-mayat itu juga sebagai peringatan bahwa pendakian ke Everest sangat membahayakan. 

Yang paling terkenal adalah jasad George Mallory.

George Mallory mendaki dan gagal mencapai puncak pada 1924.

( Baca juga : Mampu Menyelam Belasan Menit Tanpa Alat, Ini Rahasia Suku Bajo, Ada Bagian yang Tak Ada di Suku Lain )

Pendaki baru menemukan jasadnya pada 1999, atau 75 tahun kemudian.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hannelore Schmatz, Jasad Pendaki Everest yang Abadi di Zona Maut.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved