Magetan
TNI AU Menunggu 28 Tahun Agar Bisa Latihan Perang Bersama di Australia
Keberangkatan tim pendukung menuju Darwin Australia dilepas, Rabu (25/7) sekitar pukul 11.20 WIB. Ground Crew terlebih dahulu diberangkatkan
Penulis: Doni Prasetyo | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, MAGETAN - Personil pendukung latihan perang bersama negara negara besar dan Angkatan Udara Australia "Pitch Black” diberangkatkan dari Lanud Iswahjudi. Tim pendukung itu terdiri dari delapan flight F-16 C/D Block 52I D beserta crew, dan berada di Australia selama dua pekan, hingga 17 Agustus 2018 mendatang.
“Indonesia untuk bisa ikut dalam skenario latihan Pitch black itu membutuhkan waktu 28 tahun," kata Komandan Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Samsul Rizal seusai memberangkatkan tim TNI AU, Rabu (25/7).
Dikatakan Marsma Samsul Rizal, keikutsertaan TNI AU dalam latihan bersama “Pitch Black” Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force/RAAF) di Kawasan Utara Negeri Kangguru, yang merupakan ajang latihan dua tahunan ini butuh profesionalisme Angkatan Udara, dalam mengawaki alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Dilibatkan TNI AU ini sebagai bukti, Indonesia sudah dianggap mampu dan sejajar dengan angkatan udara negara-negara lain serta menjadi tolok ukur profesionalisme Angkatan Udara dalam mengawaki alutsista.”jelas Marsma Samsul Rizal.
Menurut Marsma Samsul, panjangnya penantian Indonesia untuk ikut dalam skenario ini dikarenakan pihak Australia hanya melibatkan Angkatan udara yang benar benar masuk kreteria modern alutsista, memenuhi SOP yang baik Profesional dan Safety.
"Sejak Pitch Black tahun 1981 diadakan. Keikutsertaan Indonesia dimulai tahun 1990-an, namun masih sebagai observer, selanjutnya baru tahun inilah Indonesia melibatkan pesawat terbanyak sepanjang keikutsertaanya,"kata Komandan Lanud Samsul Rizal.
Lebih lanjut dikatakan Samsul Rizal, latihan kali ini, Skadron udara 3 yang dipimpin Letkol Pnb Gusti Made Yoga “Barong” Ambara memberangkatkan 87 personel dan enam peninjau dari Markas Besar Angkatan Udara (Mabesau).
"Keberangkatan tim pendukung menuju Darwin Australia dilepas, Rabu (25/7) sekitar pukul 11.20 WIB. Ground Crew terlebih dahulu diberangkatkan dengan pesawat angkut Hercules A-1327 dari Skadron 31,"ujar Danlanud.
Menurut Rencana, rombongan pendukung (ground crew), akan diangkut dengan mengunakan tiga pesawat angkut hercules itu. Keberangkatan pesawat F 16 ke Australia dilepas dengan kehadiran ratusan siswa dari SMA 3 Taruna Angkasa dan SMK Penerbangan Angkasa.
Keberangkatan tim Latma ke Australia itu diiringi, lambaian bendera merah putih yang dipegang ratusan siswa siswi sekolah Yayasan TNI AU itu merupakan kebanggaan dan simbol melepas duta bangsa.
"Di Pitch Black 2018 itu, tim tempur udara TNI AU mengunakan F-16 Block 52I D dan akan unjuk kebolehan diantara jet tempur lain. Diantaranya, Australia yang menjagokan F/A-18 E/F Super Hornet, E/A-18 Growler, dari Singapura mendatangkan F-16 C/D dan F-15SG, Perancis mendatangkan Rafale, Malaysia membawa F/A-18D Hornet, Thailand dengan jet tempur Gripen, dan Marinir AS yang mengusung F/A-18 C/D Hornet,"ungkap Marsma Samsul Rizal.