5 Tradisi Jawa Sambut 1 Suro atau 1 Muharram 1440 Hijriyah, dari Keliling Benteng sampai Pernikahan
5 Tradisi Jawa Sambut 1 Suro atau 1 Muharram 1440 Hijriyah, dari Keliling Benteng sampai Pernikahan
Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: Adrianus Adhi
Kirab Kebo Bule biasa dilakukan pada malam hari, dan menjadi sebuah acara yang paling dinanti-nanti masyarakat Solo.
Kebo atau kerbau bule yang dimaksud adalah Kebo Bule Kyai Slamet yang dipercaya memiliki nilai spiritual tersendiri.
Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas Said, leluhur kebo bule ini adalah hewan kesayangan Paku Buwono II.
Biasanya, orang-orang yang menonton kirab akan saling berebut untuk menyentuh tubuh kebo bule dan mendapatkan kotorannya.
Kotoran kerbau ini nantinya akan digunakan sebagai pupuk dan diidentikkan dengan keberkahan hasil tanam.
3. Temanggung
Dilansir dari laman Tribun Jogja, ritual 1 Suro di Traji, Parakan, Temanggung, dimulai dengan berjalan dari Kantor Balai Desa Traji menuju sendang, sambil membawa gunungan berisi hasil bumi dan sesaji.
Setelah sampai di Sendang Sidhukun, Lurah Traji beserta istrinya yang telah mengenakan busana pengantin adat Jawa, menjalankan ritual pernikahan.
Prosesi pernikahan tersebut juga berlangsung dalam adat Jawa.
Begitu selesai, Lurah akan membacakan doa-doa, lalu dilanjutkan dengan rebutan gunungan oleh warga.
Setelah ritual di sendang selesai, Lurah bersama istri akan kembali ke Balai Desa.
4. Malang
Warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, melakukan kirab sesaji mengelilingi desa di kawasan Gunung Kawi.
Mereka yang terlibat ritual harus mengenakan pakaian tradisional Jawa.
Setelah berkeliling desa, sesaji dan gunungan akan dibawa ke makam Eyang Junggo dan Iman Soedjono.