5 Tradisi Jawa Sambut 1 Suro atau 1 Muharram 1440 Hijriyah, dari Keliling Benteng sampai Pernikahan

5 Tradisi Jawa Sambut 1 Suro atau 1 Muharram 1440 Hijriyah, dari Keliling Benteng sampai Pernikahan

Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: Adrianus Adhi
Tribunnews
kirab malam 1 suro atau muharram. 

Setelah dibacakan doa-doa, gunungan itu akan diperebutkan oleh warga yang menyaksikan.

Puncak perayaan 1 Suro di Gunung Kawi berupa pembakaran sangkala, yakni patung raksasa yang melambangkan sifat jahat.

Dengan ritual ini, masyarakat diharapkan dapat dijauhkan dari sifat jahat, tamak, serta terhindar dari malapetaka.

5. Kediri

Warga sekitar Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kediri, menggelar ritual khusus di Petilasan Pamuksan Sri Aji Joyoboyo.

Rangkaian ritual ini dimulai dengan pemberangkatan berbagai sesaji, yang dibawa dari rumah juru kunci menuju petilasan.

Setelah sampai di petilasan, sesepuh desa akan membacakan doa-doa, dilanjutkan dengan membakar bunga melati.

Pada pagi harinya, dilanjutkan dengan arak-arakan pusaka dari Balai Desa menuju petilasan.

Warga yang ikut arak-arakan harus memakai busana tradisional.

Sesampainya di petilasan, sebuah ritual akan dilakukan untuk menyucikan pusaka.

Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan penaburan bunga setaman di petilasan.

Nah, itulah kelima tradisi Jawa dalam memeringati hari tahun baru Islamatau 1 Muharram.

Kalau di daerahmu, ada tradisi unik apa saat 1 Suro?

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved