Superball
Terpilih Sebagai Pemain Terbaik Dunia versi FIFA 2018, Luka Modric Berhasil Pecahkan 3 Rekor Ini
Terpilih Sebagai Pemain Terbaik Dunia versi FIFA 2018, Luka Modric Berhasil Pecahkan 3 Rekor Ini
Penulis: Fakhri Hadi Pridianto | Editor: Adrianus Adhi
Masa lalu Luka Modric
Rabu (7/8/2018) merupakan hari yang tak terlupakan bagi Kroasia. Sebab, mereka berhasil masuk final Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Langkah luar biasa ini berhasil mereka ciptakan ketika mereka berhasil mengalahkan Inggris dalam babak semi final dengan skor 2-1.
Dengan hasil ini, maka Kroasia akan melawan Prancis di Final Piala Dunia 2018 pada Jumat (15/7/2018).
Tentu saja semua warga Krosia bersuka cita atas hasil ini dan jika ada pemain yang akan mereka banggakan, maka tak lain dan tak bukan ia adalah Luka Modric, kapten timnas Kroasia.
Bagi Modric, ini adalah momen yang tak akan pernah ia lupakan. Sebab, ia dulunya hanya seorang anak pengungsi.
Dilansir dari theguardian.com, gelandang Real Madrid berusia 32 tahun ini mengalami masa kecil yang brutal sebagai pengungsi.
Baca: Arema FC Vs Persebaya, Maitimo dan Dutra Masih Diragukan Tampil di Malang
Baca: Najwa Shihab Ungkap Pesan Mendalam Untuk Haringga Sirila, Hingga 5 Fakta Kematian Suporter Bola Itu
Saat itu, Modric masih berusia enam tahun.
Lalu kakek kesayangannya ditembak mati oleh militan Serbia, ia dan keluarga dipaksa untuk hidup sebagai pengungsi di tanah airnya yang dilanda perang (perang Balkan).
Setelah kejadian itu, orangtuanya terpaksa meninggalkan Modrici dan mereka mencari perlindungan di Hotel Iz di kota Zadar.
Tanpa listrik atau air yang mengalir, bunyi granat dan peluru menjadi makanan sehari-hari bagi Modric kecil dan saudara perempuannya, Jasmina. Belum lagi mereka menghindari ranjau darat yang berpotensi terkubur di setiap sudut jalan.
Tetapi meskipun mengalami kesulitan seperti itu, tidak menghentikan misi ambisiusnya untuk menjadi salah satu pemain terbaik di planet ini.
Namun, ketika Modric berusia 10 tahun, dia dicoret oleh sejumlah pelatih yang berpikir dia terlalu lemah dan malu untuk bermain bola.
Hanya Tomislav Basic, seorang pelatih untuk tim yang dimainkan Modric di Zadar, yang bisa melihat potensinya. Ia lalu membawa Luka ke Dinamo Zagreb.
Dari sana bakatnya berkembang, ia melanjutkan ke Tottenham dan Real Madrid.