Citizen Reporter
Cara Hestin Bagi Waktu Kuliah S2, Modelling dan Jual Raja Pentol Setan
Mahasiswi S2 Biologi Universitas Brawijaya Malang ini juga anggota For Model Hijab Indonesia Register Malang.
SURYAMALANG.COM - Tren hijab dari masa ke masa memperlihatkan bahwa kalangan muslim masih mendominasi di negara ini. Walaupun memang, dahulu jarang orang yang berkesadaran untuk menutup aurat yakni dengan berhijab.
Tetapi sekarang, dengan perkembangan fasion hampir semua muslim Indonesia sudah sadar akan berhijab.
Hestin Atas Asih (24 tahun), anggota For Model Hijab Indonesia Register Malang bilang, model/tren hijab di era modern ini sudah sangat mendunia. Bahkan, saat ini banyak lahir para desainer baru di Indonesia.
Karya mereka malah sudah merambah ke kancah internasional sehingga bisa memperkenalkan hijab di mata dunia itu bagus.
“Namun dari segi agama, ngomongin model hijab sedikit sensitif ya..., karena menurutku menjadi model hijab itu tergantung niat-nya. Kalau niatnya baik dengan memperkenal kan hijab mungkin orang menjadi tahu hijab dan sebagai muslim itu berkewajiban untuk berhijab,” ungkap Hestin di Malang, Rabu (24/10/2018).
Mahasiswi S2 jurusan Biologi Universitas Brawijaya (UB) Malang ini menambahkan, dengan adanya model hijab, siapa tahu pandangan orang tentang hijab yang kuno menjadi berubah, dan pada akhirnya memutuskan untuk berhijab.
“Ya..menurutku untuk tahap hijrah bagus ya, karena mereka mnggunakan hijab bukan karena paksaan. Semua itu kembali ke diri kita masing-masing,” ujar penyuka model hijab Dian Pelangi dan Dewi Sandra ini.
Model hijab kelahiran Banyuwangi tahun 1994 ini berpesan bahwa yang manapun pakaian pilihan kalian, pastikan untuk kembali pada niat perempuan-perempuan yang menggunakan busana hijab.
Apakah hanya untuk mengikuti trend atau benar-benar melaksanakan kewajiban muslimah, semuanya kembali kepada penggunanya.
Lulusan S1 Biologi Universitas Negeri Malang Oktober 2016 ini di sela-sela menyelesaikan tesisnya, masih terlibat aktif di komunitas hijab dengan berbagai kegiatan sosialnya hingga menjalankan bisnisnya.
“Bersama teman-teman di komunitas, saya masih aktif terlibat di kegiatan sosial, seperti penggalangan dana untuk korban gempa Palu dan Donggala, menyantuni anak yatim, mengajar anak-anak di panti asuhan, dan masih banyak lagi,” tuturnya.
Mengenai bisnis yang dijalankan, penyuka tempe goreng ini mengaku berbisnis makanan dengan brand “Raja Pentol Setan Malang”. Hestin mengakui bisnisnya sempat vakum 2 bulan dikarenakan urusan kuliah (tesis).
“Dan, alhamdulillah..sebentar lagi saya akan buka cabang ke-3. Insyaallah bulan November akan buka kembali normal,” ujarnya.
Seiring makin padatnya aktivitas, Hestin kini lebih suka memilih di belakang layar. Ia mulai berbagi ilmu dan pengalaman yang didapatnya selama ini untuk memberikan edukasi dan mengajarkan kepada adik-adiknya di komunitas.
Pengalaman yang didapatnya selama ini pun membuatnya dia beberapa kali dipercaya menjadi juri fashion show usia balita dan anak-anak di Malang. Bagi Hestin, ini cukup menyenangkan.