Nasional
Bahaya Awan Berbentuk Gelombang Tsunami di Makassar, 5 Pesawat Sampai Menunda Pendaratan Karena ini
Bahaya awan berbentuk gelombang tsunami di Makassar yang viral terungkap, terbukti buat 5 pesawat berputar-putar di udara 20 menit karena ini
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Sempat membuat heboh media sosial
Fenomena alam yang tiba-tiba muncul tepat di awal tahun 2019 itu, sempat membuat heboh media sosial dan jadi perbincangan hangat di media sosial.
Banyak dari warganet merasa ngeri melihat awan berbentuk menyerupai gelombang tsunami tersebut.
Mereka pun berharap Kota Makassar tetap aman dan tidak terjadi sesuatu yang menakutkan.
5 pesawat tunda pendaratan
Saat awan berbentuk gelombang tsunami atau awan kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, lima pesawat yang hendak mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar harus menunggu cuaca membaik.

Dilansir dari Kompas.com artikel berjudul 'Ada Awan "Gelombang Tsunami" di Langit Makassar, 5 Pesawat Berputar-putar 20 Menit' tayang (2/1/2018).
Kelima pesawat tersebut terpaksa berputar-putar di ruang udara Makassar hingga 20 menit, dan baru bisa mendarat saat cuaca mulai membaik.
Hal itu disampaikan General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) Novy Pantaryanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/1/2019).
“Saat awan kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019) sore, ada lima pesawat yang mengalami penundaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Pesawat itu berputar-putar terlebih dahulu di atas sekitar 15 hingga 20 menit, lalu mendarat setelah cuaca mulai membaik,” ungkap Novy.
Novy mengatakan, awan berbentuk gelombang tsunami tersebut merupakan awan yang sangat berbahaya.
Di dalam gumpalan awan kumulonimbus itu terdapat partikel-partikel petir, es, dan lain-lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan.

Awan kumulonimbus inilah yang paling dihindari pilot karena di dalam awan itu juga terdapat pusaran angin.
“Sangat mengerikan itu awan kumulonimbus. Kalau kita liat angin puting beliung, ekor angin itu ada di dalam awan kumulonimbus. Awan ini juga dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat banyak partikel-partikel es. Terdapat partikel petir dan sebagainya di dalam awan itu,” terangnya.
Meski awan kumulonimbus dianggap membahayakan bagi penerbangan, kata Novy, pihaknya telah mempunyai alat radar cuaca pada rute penerbangan yang bisa melacak cuaca hingga radius 100 km.