Kabar Probolinggo
Pantau Ketersediaan Jagung Di Probolinggo, BKP Kementan Harapkan Harga Jagung Stabil
Pemantauan ketersedian jagung ini merupakan kebijakan dari pemerintah terkait produksi jagung di Jawa Timur.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI Agung Hendriadi melakukan kunjungan ke Kabupaten Probolinggo dalam rangka panen jagung bersama dan memantau ketersediaan jagung di Gapoktan Sido Rukun Desa Alas Tengah Kecamatan Paiton, Kamis (10/1/2019.
Dalam kunjungan ini, Agung Hendriadi didampingi Direktur Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Sri Widayati, Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI Bambang Sugiharto, Ketua Satgas Pangan Mabes Polri Kombes Pol Helfi Asshegaf, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak Desianto Budi Utomo, perwakilan Perum Bulog Probolinggo serta perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.
Kedatangan Agung Hendriadi di Desa Alas Tengah Kecamatan Paiton disambut oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari, Ketua Gapoktan Sido Rukun Babun dan segenap petani yang ada di wilayah Kecamatan Paiton.
Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari mengungkapkan, pemantauan ketersedian jagung ini merupakan kebijakan dari pemerintah terkait produksi jagung di Jawa Timur. Pihaknya bersyukur karena dari pertemuan tersebut pemerintah pusat mengakui bahwa di Kabupaten Probolinggo masih cukup untuk mensupplay kebutuhan stok pangan jagung di Jawa Timur.
"Dalam rangka menunjang harga jagung. Harapannya harga jagung stabil sehingga harga pakan ternak stabil. Sehingga pada akhirnya harga telur ayam ikut stabil. Serta bisa terus surplus untuk produki jagung yang bisa menunjang ketahanan jagung di nasional," katanya.
Menurut Hasyim, rata-rata produksi jagung setiap tahunnya di Kabupaten Probolinggo berkisar antara 200 ribu hingga 250 ribu ton. Sementara yang dikonsumsi oleh masyarakat sebesar 4.000 hingga 5000 ton. Sehingga masih terdapat surplus yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional.
"Saat ini areal tanaman jagung di Kabupaten Probolinggo turun dibandingkan dengan sebelumnya. Oleh karenanya diharapkan kepada Gapoktan untuk manfaatkan lahan yang ada jangan sampai lahan itu tidak tertanami. Karena sudah ada bantuan berupa sumur bor untuk mengatasi kekurangan air," pungkasnya.
Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI, Agung Hendriadi mengharapkan, pada bulan Januari 2019 ini panen jagung petani bisa mencapai 100 ribu ton. Kalau tercapai, maka capaian tersebut sama dengan jagung yang diimpor tahun 2018 sehingga memenuhi kebutuhan pakan ternak.
"Tahun 2018 kemarin, produksi jagung di Indonesia, khususnya Jawa Timur mencapai 1,3 juta ton. Mudah-mudahan tahun ini produksinya bisa mencapai 1,2 juta ton. Yang menjadi kendala bukan karena kekurangan produksinya, tetapi harganya yang jatuh," katanya.
Lebih lanjut Agung menghimbau kepada seluruh petani untuk bersama-sama menjaga supaya harga jual jagung wajar dan stabil, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Sebab jika terlalu tinggi maka peternak ayam petelur akan merugi. Dengan demikian harga telur akan mahal dan membingungkan peternak dalam menjual produksi telur ayamnya. Akan ada dampak atau efek domino
"Marilah sama-sama menjaga agar harga jagung di tingkat petani dan peternak seimbang. Sehingga harga telur tidak terlalu mahal. Pemerintah sudah menetapkan HET jagung sebesar Rp 3.150 per kg. Jika ada yang menjual dengan harga Rp 4.000 per kg masih wajar. Dengan begitu maka harga telur di tingkat produsen mencapai Rp 18 ribu per kg dan konsumen Rp 24 ribu per kg. Kalau bisa harga ini terus dijaga pada waktu panen raya pada bulan Maret 2019 mendatang," ajaknya.
Agung mengharapkan agar pada panen raya Maret mendatang menjadi awal bangkitnya ketersediaan jagung di Indonesia. Memang saat bulan Oktober hingga Februari harga jagung tinggi. Tetapi pada waktu panen raya bulan Maret harganya turun drastis. "Mudah-mudahan harga jual jagung ini tidak terlalu tinggi untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak ayam petelur," terangnya.
Menurut Agung komoditas pertanian adalah konsumen utama pertanian. Pemerintah tidak bisa selamanya melakukan intervensi. Oleh karenanya perlu diingat bahwa antara petani dan peternak ayam petelur adalah bersaudara. Harga jagung harus membawa berkah bagi semuanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak ayam petelur.
"Marilah bersama-sama memikirkan peternak ayam petelur di sekelilingnya supaya tidak ada kesenjangan harga. Sehingga harga telur bisa stabil dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Buatlah harga yang tepat dan saling menguntungkan antara petani jagung dan peternak ayam petelur,” pungkasnya.