Cara Evakuasi Buaya Merry yang Memangsa Deasy Tuwo Hidup-hidup, 20 Orang Dikerahkan, Sempat Dibius

Buaya di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa yang menerkam Deasy Tuwo berhasil dievakuasi dari kandang, Senin (14/1/2019).

Editor: Adrianus Adhi
Tribun Manado/Instagram
Buaya Merry dan Korban Deasy Tuwo semasa hidup 

Pemilik Merry adalah seorang pria warga negara Jepang, Ochiai yang tidak lain adalah atasan Deasy Tuwo.

"Kita masih melakukan pengejaran kepada pemilik buaya tersebut, sementara penyelidikan," kata Kapolsek Tombariri Iptu Jantje A Untu.

Seperti diberitakan Tribun Manado, insiden yang menewaskan Deasy Tuwo ini terjadi pada Jumat (11/1/2019).

Jasad Deasy pertama kali ditemukan oleh rekannya, Erling Rumengan di penangkaran buaya yang berada di area CV Yosiki.

Untuk diketahui, CV Yosiki merupakan perusahaan pembibitan mutiara milik Ochiai.

Deasy sendiri menjabat sebagai kepala laboratorium di perusahaan tersebut.

Mayat Pria Bertato ‘FARIst’ di Punggung Mengapung di Dam Sungai Kepanjen, Kabupaten Malang

Robby Abbas Tinggalkan Bisnis Prostitusi Artis, Pekerjaan Barunya Terinspirasi dari Ibunda

Lagu Ifan Seventeen Untuk Istri Dylan Sahara, Diciptakan Khusus dan Liriknya Singkat Cuma 4 Kalimat

Artis Vanessa Angel Diduga Transaksi Prostitusi Di Singapore Dan Jakarta Serta Surabaya

Foto kenangan Deasy Tuwo (44), korban yang diterkam buaya di Ranowangko, Minahasa pada Jumat (11/1/2019)
Foto kenangan Deasy Tuwo (44), korban yang diterkam buaya di Ranowangko, Minahasa pada Jumat (11/1/2019) (Facebook Arianto Lolowang)

Saat ditemukan, kondisi jasad Deasy Tuwo sangat mengenaskan. Bagian tangan kanan, dada, hingga isi perut korban sudah dicabik buaya Merry.

"Kami penasaran saat melihat kearah kolam buaya, ada benda mengapung, ternyata tubuh Deasy. Kami takut menyentuhnya dan melaporkan kejadian tersebut di Polsek Tombariri," ujar rekan Deasy, Erling Rumengan.

Fakta Buaya Merry

1. Buaya Merry Dibeli Tahun 1999

Menurut Noldy Pinontoan, mantan petugas keamanan di perusahaan CV Yosiki mengatakan, buaya bernama Merry itu dibeli di Belitung pada tahun 1999.

Namun, awalnya perusahaan tersebut membeli dua ekor buaya, tapi hanya Merry yang bertahan hingga saat ini.

2. Buaya Merry Gemar makan makanan segar

Mantan pekerja di perusahaan CV Yosiki, Merry Supit (36) mengatakan jika buaya tersebut harus diberi makanan segar.

Bila makanan tersebut telah mengalami proses pembekuan maka ia tidak akan memakannya.

"Semuanya harus fresh, dia tak mau makan bila sudah dibekukan atau sudah mati beberapa hari," katanya dikutip dari artikel 'Buaya Penyerang Deysi Bernama Merry, Ini Penjelasan Mantan Pengurus Buaya yang Juga Bernama Merry', Jumat (11/1/2019).

Teknik memberi makanannya pun tidak sembarangan.

Pasalnya, pemberi makan harus berada di dekat kandang buaya itu dan menunggu hingga mulutnya terbuka.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved