Kabar Tuban
Reaksi Pertamina soal Ribuan Orang Tuban Demo Tolak Pembangunan Kilang Minyak Pertamina Rosneft
Ribuan orang dari enam desa di Kecamatan Jenu unjuk rasa menolak pembangunan kilang minyak Pertamina Rosneft ke gedung DPRD Tuban, Selasa (29/1/2019)
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: yuli
Menurutnya, memang tidak menutup kemungkinan adanya dampak dari kilang tersebut, tapi dari pengalaman di beberapa daerah yang memiliki kilang, manfaat positifnya yang dirasakan masyarakat lebih besar.
Tidak hanya penyediaan lapangan kerja baru dan peningkatan PAD untuk pembangunan. Namun termasuk dampak multiplayer efek, seperti usaha-usaha jasa penunjang, katering atau kuliner, laundry, pelatihan, penginapan, dan lain-lain.
"Berdasarkan pengalaman memang banyak manfaat positifnya, meski ada dampak lainnya," Terangnya.
Ditambahkannya, berkaitan dengan penetapan lokasi (penlok) itu bukan kewangan perusahaan, melainkan kewenangan pemerintah provinsi dalam hal ini pemprov jatim.
Penlok lokasi terbaru ditandatangani oleh Gubernur Jatim sesuai keputusan gubernur, yang berdasarkan Perpres nomor 30 tahun 2015 Tentang penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
"Penlok bukan dari perusahaan, tapi dari Pemprov Jatim," Pungkas Rustam.
Sekadar diketahui, pembangunan kilang minyak Pertamina-Rosneft awalnya ditempatkan di Desa Remen dan Mentoso, namun karena pembebasan lahan alot kini dialihkan di empat Desa, yaitu Wadung, Kaliuntu, Sumurgeneng dan Rawasan.
Pada rencana awal, lahan yang dibutuhkan sekitar 548 hektar, meliputi lahan 348 hektar milik KLHK dan 200 hektar milik warga Remen dan Mentoso.
Namun pada rencana yang baru ini, lahan yang dibutuhkan 841 hektar, yang terdiri milik KLHK 348 hektar dan 493 hektar milik warga empat Desa.