Malang Raya
Korban Cabul Diduga Dilakukan Oknum Guru SD Di Kota Malang Lebih Dari 20 Anak
Dalam pertemuan sejumlah orangtua wali murid yang menangis ketika menceritakan kembali pelecehan seksual yang dialami anak-anaknya.
Penulis: Benni Indo | Editor: Achmad Amru Muiz
“Jawabannya, kata kepala sekolah, apa tidak dipikirkan lebih jauh. Nanti anak-anak anda akan dibawa-bawa oleh para wartawan dan polisi,” tutur si ibu menceritakan kembali apa yang disampaikan Irina dalam pertemuan akhir Januari itu.
Sekolah juga mempertimbangkan nama baik sekolah ketika kasus itu dilaporkan ke pihak kepolisian.
• Dandanan Cetar Ayu Ting Ting Piknik ke Turki Bernilai Fantastis, 5 Item Ini Bikin Kantong Kempes
• 5 Fakta Durian, Benarkah Bisa Sebabkan Kematian? Pendapat Ini Kontras dengan Kejadian di Minahasa
• 5 Penampakan Rumah Caca Tengker adik Nagita Slavina yang Gak Kalah Kinclong dari Hunian Kakaknya
Si ibu mendengar langsung bahwa IM mengakui perubuatannya ketika ditanya oleh Irina. Si ibu terus bercerita dengan sesekali menghelus dada dan menghela nafas panjang.
“Ada juga rekaman video yang diambil oleh seorang guru. Video itu menggambarkan pelecehan yang dilakukan pelaku. Tapi ya itu, video itu sampai sekarang tidak dieketahui keberadaannya. Saya tegaskan, kalau pihak sekolah sampai menghilangkan video itu, berarti itu salah karena itu barang bukti,” tegasnya.
Dalam pertemuan itu, terdapat sejumlah orangtua wali murid yang menangis ketika menceritakan kembali pelecehan seksual yang dialami anak-anaknya.
Bahkan ada anak yang dibekap oleh IM demi memenuhi hasrat seksualnya. Namun anak itu berhasil melepaskan diri dari bekapan setelah menggigit tangan pelaku.
Selain itu, ada juga dua orang anak yang disuruh memegang alat kelamin pelaku. Kedua pelaku lantas disuruh mengonani kemaluan pelaku.
“Ada ibu-ibu yang anaknya mengalami kelakuan yang parah. Mereka menangis menceritakan itu,” tegas si ibu sembari geleng-geleng kepala.
Kata si ibu, pelaku kerap mengincar korban yang berasal dari kelas rendah seperti kelas 1 atau 2. Pasalnya mereka tidak berani melapor dan tidak mengetahui apa dampak dari perilaku yang dilakukan pelaku.
Dari 20 orangtua wali murid yang diundang ke sekolah, ia mengasumsikan ada 20 anak juga yang menjadi korban. Bahkan angka itu bisa lebih.
Dengan temuan fakta seperti itu, si ibu heran tidak ada tindakan tegas dari pihak sekolah. Pasalnya, perilaku IM membahayakan masa depan anak-anaknya. Pelaku merupakan guru baru di SDN Kauman 3. Ia masuk ke SD sejak semester ganjil pada Agustus 2018.
Dari keterangan yang didapat Suryamalang.com di lapangan, sudah sejak Agusutus itu pelaku melakukan perbuatan bejatnya.
Keterangan itu didapat dari informasi bahwa ada seorang anak yang mengaku mendapat perilaku pelecehan seksual sejak pelaku masuk dan mengajar di SDN Kauman 3.
Dalam pertemuan itu, pihak sekolah mengaku telah melaporkan perilaku salah satu gurunya itu ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Setelah laporan itu masuk, pihak Dinas Pendidikan Kota Malang menonaktifkan pelaku. “Iya, katanya di non aktifkan,” imbuhnya.
Namun si ibu masih merasa tidak puas. Ia pun berencana untuk melaporkan kejadian itu ke polisi agar pelaku mendapatkan ganjaran yang setimpal, tidak sekadar sanksi non aktif.