Kota Batu
Atasi Permasalahan Sampah, Desa Sumbergondo Buat Alat Pembakar Sampah
Desa dan kelurahan di Kota Batu semakin aktif untuk penanganan permasalahan sampah di daerahnya masing-masing.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Desa dan kelurahan di Kota Batu semakin aktif untuk penanganan permasalahan sampah di daerahnya masing-masing.
Seperti halnya di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji.
September 2018 melalui Bumdes masyarakat Desa Sumbergondo membuat incinerator dengan filter udara.
Ada dua unit incinerator yang ditaruh di dua tempat berbeda.
Alat itu berfungsi untuk membakar sampah rumah tangga dari seluruh keluarga di desa itu.
Ide awalnya dibuat alat itu dari anggota Karang Taruna (Kartar) desa tersebut yang ikut prihatin dengan permasalahan sampah.
Satu anggota Kartar Desa Sumbergondo, Anditya Fitrawan mengatakan untuk mengurangi kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, mereka berinisiatif membuat alat yang bermanfaat.
Ia menjelaskan, alat incinerator ini berfungsi secara otomatis apabila ada sampah.
“Alat ini dilengkapi dengan filter udara mbak, sehingga ketika dia beroperasi atau membakar sampah, udara yang dikeluarkan ini bukan limbah. Jadi tidak membahayakan,” kata dia saat ditemui, Jumat (8/3/2019).
Cara bekerja alat ini juga cukup mudah, tidak perlu ada tenaga manusia untuk membakar.
Semisal satu kepala keluarga (KK) memiliki sampah sekitar 3 karung berukuran besar.
Tinggal dibuang saja sampah itu ke dalam incinerator, secara otomatis di dalam alat itu akan memanas dan membakar dengan sendirinya.
Alat yang berbentuk bangunan itu ada dua lubang ventilasi udara, masing-masing memiliki ukuran 75 x 75 centimeter.
Tapi sampah yang dibuang ke sana adalah sampah yang bisa terbakar.
Apabila ada sampah kaca, tidak dicampur dan tidak dibuang ke dalam alat itu.
“Program pemerintah kota Batu kan memilah sampah di rumah, nah dengan alat ini membantu mendukung program tersebut.”
“Sekiranya masyarakat juga mendapatkan ilmu tentang pengolahan sampah,” imbuhnya.
Alat ini juga ditaruh di tempat yang penuh dengan pohon bambu, agar menyerap udara yang keluar saat proses pembakaran.
Asap yang dikeluarkan dari alat itu setelah disaring hanya 60 persen saja.
Anggaran yang dikeluarkan ini sekitar Rp 62 juta per unit dari anggaran Dana Desa.
Namun adanya alat ini juga masih belum 100 persen menyadarkan masyarakat agar peduli lingkungan.
Masih banyak masyarakat yang tidak mau membuang sampah di situ, dan lebih memilih membuangnya di sungai.
“Makanya kami juga berdayakan jasa pengangkut sampah.”
“Jadi yang rumahnya jauh dari lokasi nanti diangkut sama yang ambil sampah.”
“Sampai sekarang masih mengcover 6 RT,” imbuhnya.
Satu warga Desa Sumbergondo, Rianti mengatakan terkadang dirinya masih sering membuang sampah di kontainer dekat sungai.
Namun ketika warga tahu ada alat itu, setidaknya mengurungkan niat untuk buang sampah sembarangan.
“Ya kadang masih lempar sampah di kontainer. Sekarang buang sampah di alat itu.”
“Karena penasaran juga bagaimana cara kerja alatnya,” kata dia.