Pengakuan Aiptu Sujadi, Usai 2 Video Penyelamatan Korban Banjir di Tol Viral di Whatsapp & IG
Pengakuan Aiptu Sujadi Usai Video Penyelamatan Korban Banjir di Tol Viral, Katanya . . .
SURYAMALANG.COM - Video pengemudi mobil menyelamatkan 4 orang korban banjir di Tol Madiun, Rabu 7 Maret 2019 viral di media sosial.
Nah, tahukah anda sosok lelaki atau pengemudi yang menyelamatkan 4 korban banjir itu. Ia adalah Aiptu Sujadi.
Aiptu Sujadi merupakan anggota Satlantas Polres Kediri.
Saat peristiwa ini terjadi, Sujadi bersama anggota keluarga dalam satu mobil. Mereka baru saja dari Yogyakarta dan menuju Kediri.
Saat melintasi ruas Tol Ngawi-Kertosono, mobil yang dikemudikan Aiptu Sujadi bertemu dengan 4 korban banjir seperti dalam video itu.
Keempat orang itu adalah Arina Fitroh (35) dan dua anaknya Sifa Nurkaromah (5), Khamim Nurmahmudin (3). Satu lagi adalah kakak kandung Fitroh bernama Arif Rosidi (47).
Melihat korban kebanjiran yang membutuhkan pertolongan spontan membuat Sujadi turun tangan membantu satu keluarga yang akan mengungsi.
Berikut wawancara jurnalis Surya dengan Sujadi anggoya Satlantas Polres Kediri yang vidionya menjadi viral di media sosial.
Bagaimana ceritanya Anda menolong satu keluarga dengan dua anak kecil yang terombang ambing di tengah banjir ?
Saat itu saya dalam perjalanan pulang dari Ngawi hendak pulang ke Kediri. Saat melintas di jalan tol di sisi kiri ada banjir.
Kemudian saya berjalan perlahan dan menepi mau melihat banjir. Di lokasi sudah ada pengendara mobil yang minta tolong untuk membantu menolong korban banjir karena dia tidak bisa berenang.
Karena ada empat orang yang membutuhkan bantuan, suami istri dengan dua anaknya yang masih kecil.
Lalu apa yang Anda lakukan kemudian ?
Kami kemudian spontan membantu menolong korban banjir. Pertama yang kami tolong anaknya yang paling kecil usia sekitar 3 tahun, kemudian kakaknya yang usianya sekitar 5 tahun.
Selanjutnya kedua orang tuanya.
Selanjutnya saya arahkan untuk menuju titik kumpul dari lokasi tempat kami menolong sekitar 800 meter di jalan fly over.
Apa kesulitannya saat menonton korban banjir ?
Saat menolong sepertinya kami dimudahkan. Kami harus melalui pagar kawat berduri yang menjadi pagar pembatas jalan tol.
Selain itu ada selokan kecil yang alirannya cukup deras. Malahan ibunya sempat terbawa arus dan semakin menjauh dari pagar jalan tol. Namun Alhamdulillah akhirnya semuanya dapat terselamatkan
Berapa kedalaman air banjir saat menolong korban ?
Diperkirakan kedalaman air saat banjir sekitar 2 meter. Karena kepala saya kalau tidak berenang juga tenggelam. Kalau di pagar jalan tol memang agak tinggi, tapi di dekatnya ada selokan sehingga agak dalam.
Kebetulan di lokasi ada bambu panjang yang sangat membantu kami memberikan pertolongan untuk berpegangan. Saya sendiri juga heran kok ada bambu.
Mungkin Tuhan memudahkan kami memberikan pertolongan. Dengan berpegang bambu korban banjir kami tolong.
Pertolongan pertama kami gendong anaknya yang paling kecil, kemudian kakaknya dan ibunya.
Apa saja yang dibawa keluarga korban banjir ?
Setahu kami yang dibawa hanya satu tas berisi bakal baju pakaian. Tapi tasnya basah semua.
Alhamdulillah kami juga sudah terhubung dengan korban yang kami tolong. Alhamdulillah semua sehat.
Sekarang mengungsi di rumah keluarganya di daerah Magetan. Informasinya korban banjir yang kami tolong warga Risikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.
Apa komentar Anda setelah vidio pertolongan yang penuh heroik viral di media sosial ?
Video itu yang nyoting istri saya. Sebenarnya kami tidak bermaksud apa-apa. Tujuan saya hanya ingin menolong, soal vidio itu menjadi viral tidak diduga.
Pengakuan Korban
Untuk diketahui, satu keluarga korban banjir di Ngawi, yang terdiri dari satu pria dewasa, satu wanita dewasa, satu anak laki-laki, dan satu anak perempuan, yang menjadi viral di media sosial karena diselamatkan dua pengendara mobil di Tol Ngawi-Kertosono.
Mereka merupakan warga Dusun Sumberejo, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.
Mereka adalah, Arina Fitroh (35) dan dua anaknya Sifa Nurkaromah (5), Khamim Nurmahmudin (3), serta kakak kandung Fitroh bernama Arif Rosidi (47).
Saat ini keempat korban banjir di Ngawi yang terjadi pada Kamis (7/3/2019) itu sudah mengungsi di rumah saudara mereka di Dukuh Ngandu, Desa Karangrejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, bernama Kasidi.
Ditemui di rumah saudara mereka, Jumat (8/3/2019) malam, Arif dan adiknya Fitroh menceritakan bagaimana mereka terjebak banjir di persawahan di dekat Tol Dusun Sumberejo Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.
Arif menceritakan, pada Kamis (7/3/2019) pagi, tempat tinggal mereka di Dusun Sumberejo, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi tergenang banjir.
Sekitar pukul 09.00 WIB, banjir sudah masuk ke dalam rumah mereka dengan ketinggian sekitar selutut orang dewasa.
"Pagi itu, Kamis (7/3/2019) sekitar pukul 09.00 WIB, air masuk ke dalam rumah kira-kira setinggi lutut. Lalu kami mengungsi ke Dusun Klumpit, masih satu desa tapi beda dusun," kata Arif saat ditemui.
Banjir pada pagi itu naik dengan cepat, hingga menggenang seluruh dusunnya. Padahal di rumah itu, Arif tinggal bersama adiknya, Arina Fitroh (35) dan dua keponakannya Sifa Nurkaromah (5), Khamim Nurmahmudin (3), serta orangtuanya, Mahmud (70) dan Istianah (69).
Khawatir banjir semakin tinggi, ia bersama ayahnya segera membawa dua ekor sapi peliharaaanya ke Dusun Klumpit yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Pada saat itu, Dusun Klumpit belum terendam banjir.
"Saya dan bapak saya membawa sapi ke Dusun Klumpit, kemudian saya balik ke rumah untuk menyelamatkan adik, keponakan, dan ibu saya," katanya.
Setelah ia memastikan ayahnya dan dua sapi peliharaanya aman, Arif pun kembali ke rumahnya. Setibanya di rumah, banjir sudah semakin tinggi.
Pada saat itu, jalan menuju Dusun Klumpit sudah setinggi leher pria dewasa. Akhirnya dia berinisiatif untuk membawa adik dan dua keponakannya yang masih kecil melewati jalan di perasawahan, menuju underpas tol.
"Sebelumnya, mau ke Dusun Klumpit juga, karena kami berpikir di sana nggak banjir. Tapi jalan menuju ke sana banjir tinggi. Akhirnya saya memutuskan lewat persawahan, lewat jalan sawah, ternyata banjir juga. Awalnya cuma selutut, tapi semakin barat semakin tinggi, arusnya juga cukup kencang," katanya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini menggendong keponakannya, Sifa Nurkaromah (5) di pundaknya. Sedangkan Khamim Nurmahmudin (3), dibawa oleh Fitroh, menggunakan ember.
"Yang persmpuan saya gendong di sini (di belakang leher). Yang laki-laki dibawa adik saya, pakai ember," katanya.
Saat itu, dia berencana untuk menuju Desa Klumpit, melwati underpass tol, namun ternyata juga tergenang banjir.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menyebrangi jalur tol di Perbatasan Dukuh Sumberejo dengan Dukuh Klumpit, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. (rbp)