Kabar Pamekasan
5 Fakta Ecobrick, Bata Ramah Lingkungan yang Terbuat dari Limbah Plastik
Di antara solusi untuk mengatasi masalah sampah plastik adalah ecobrick. Jika diartikan ke Bahasa Indonesia, ecobrick adalah bata ramah lingkungan.
Amin Jabir menjelaskan ecobrick bisa menjadi bahan bangunan.
Jadi sampah plastik tidak akan berakhir di pembuangan sampah.
“Pembuangan sampah konvensional (landfill) yang umumnya ada, hanya menumpuk sampah di biosfer.”
“Jadi semakin hari butuh tempat yang luas dan bisa terus bertambah jika tidak dikelola,” kata Amin Jabir.
Dengan memanfaatkan sampah menjadi ecobrick, limbah plastik akan menghasilkan sesuatu yang lebih aplikatif dan berguna.
3. Ecobrick bisa menjadi material bangunan yang kuat, awet, dan tahan air.
Menurutnya, ecobricks mempunyai sifat plastik itu, yaitu awet, kuat dan anti air.
“Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa material ini tahan peluru.”
“Apabila digunakan sebagai material bangunan, pasti tidak kalah nyaman dengan bangunan yang dibuat dengan batu bata umumnya,” ucap Amin Jabir.
4. Ecobrick ditemukan pertama kali di Filipina oleh seniman asal Kanada yang tinggal di Indonesia.
Amin Jabir menjelaskan penemu ecobrick tersebut orang Kanada.
“Dia adalah Rusel Maier, seniman yang bekerja di Indonesia untuk menyelesaikan projek ecobricknya.”
“Dia menemukan ide ecobrick saat memikirkan apa solusi terbaik untuk mengatasi masalah polusi plastik di dunia.”
“Penemuan itu terjadi saat ia berada di sebuah desa di lembah Sagada, Filipina,” kata Amin Jabir.
5. Ecobrick sudah dimanfaatkan komunitas lingkungan untuk membangun berbagai bangunan.