Malang Raya
Ikan Lele Raksasa Ditemukan di Jalan Ir Rais Kota Malang, Panjangnya Setara Tubuh Atas Orang Dewasa
Ikan Lele Raksasa Ditemukan di Jalan Ir Rais Kota Malang, Panjangnya Setara Tubuh Atas Orang Dewasa
Tema stunting dan sanitasi merupakan salah satu tema KKN di Universitas Jember. Tema ini diambil mengingat masih tingginya angka balita penderita stunting di wilayah KKN tematik mahasiswa Unej, termasuk di Jember.
Program KKN ini dilaksanakan oleh 280 mahasiswa di 28 desa, dengan rincian 8 desa ada di kabupaten Jember, 10 desa di kabupaten Bondowoso, dan sisanya di kabupaten Probolinggo.
Dan salah satu hasilnya adalah terobosan pemanfaatan potensi ikan lele sebagai Makanan Pendamping-Air Susu Ibu (MP-ASI), seperti yang dilakukan oleh mahasiswa peserta Program KKN tematik stunting dan sanitasi di Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.
“Kami melakukan observasi awal, menemukan ada 20 balita yang teridentifikasi sebagai penderita stunting di Desa Glagahwero. Tetapi kami belum mendapatkan angka riil untuk kasus stunting di Glagahwero," ujar Aulifia Nurul, salah satu peserta KKN tematik Stunting dan Sanitasi di Desa Glagahwero seperti dalam rilis yang dikirimkan Bagian Humas Unej, Kamis (6/9/2018).
Mahasiswi Fakultas Keperawatan ini bersama rekan-rekannya lantas melakukan pemetaan dengan cara wawancara dan pengamatan wilayah.
“Kami menemukan fakta, sebenarnya masyarakat Desa Glagahwero umumnya memiliki tingkat ekonomi memadai, hanya saja mereka kurang informasi terkait makanan bergizi, khususnya MP-ASI apa yang bisa disajikan kepada balitanya,” imbuhnya.
Sampai kemudian Aulifia dan kawan-kawannya mendapatkan informasi bahwa beberapa warga di Desa Glagahwero memiliki usaha kolam lele, termasuk sang kepala desa. Mereka kemudian mencoba mengolah ikan lele yang kaya protein sebagai sumber makanan bergizi. Apalagi lele mudah ditemukan di desa tersebut.
Akhirnya mereka mencoba membuat abon lele selama 45 hari melakukan KKN di desa tersebut. Bahkan abon lele itu diberi merk LEGO alias Lele Glagahwero. Produk itu sempat dipamerkan di kegiatan bertajuk “Expo dan Lomba Produk KKN Kabupaten Jember-Probolinggo” pada Minggu (2/9/2018) lalu.
Pilihan Aulifia Cs menjadikan lele sebagai MP-ASI bukan tanpa alasan, menurut mahasiswi angkatan tahun 2015 ini, daging lele yang lebih lembut dibandingkan ikan lainnya lebih memudahkan bagi balita untuk mencernanya.
Protein dala kandungan lele, katanya, juga tinggi dan harga lele juga terjangkau bagi masyarakat setempat.
"Hanya saja untuk membuat abon lele memang memerlukan ketrampilan tersendiri agar hasilnya enak dan mirip abon pada umumnya. Kami sudah memberikan pemahaman dan dorongan kepada ibu-ibu warga Desa Glagahwero agar berani mengambil peluang pembuatan abon lele. Tujuannya, balita mendapat asupan gizi yang baik, sekaligus menambah penghasilan keluarga,” pungkas Aulifia. (Sri Wahyunik)

Ikan Lele Favorit Masyarakat Kabupaten Malang
Dibandingkan budidaya gurami, warga Kabupaten Malang lebih memilih membudidayakan ikan nila dan ikan lele.
“Biaya budidaya lele dan nila tidak begitu tinggi “ terang Endang Retnowati, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang kepada SURYAMALANG.COM, Rabu, (14/11/2018).
Wanita yang akrab disapa Atik ini menjelaskan produksi nila sampai triwulan ketiga tahun ini mencapai 4.815,86 ton.