Nasional
Akhir Kisah ABG yang Melahirkan di Jalan Pakai Gunting Kuku, Dihamili Pria Baru Kenalan di Facebook
Akhir kisah ABG yang melahirkan di jalan pakai gunting kuku, dihamili pria baru kenalan di facebook
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Apalagi, lanjut dia, korban Ri masih seperti kanak-kanak.
Kata Kepolisian Pardasuka
Lebih lanjut, Kepolisian Sektor (Polsek) Pardasuka akan mengkroscek ke pihak keluarga korban.
"Karena kita belum mengetahui lokasi kejadian itu, dilakukan di mana, kita belum tahu," ujar Kanit Reskrim Polsek Pardasuka Bripka Gofur mewakili Kapolsek AKP Martono.
Sehingga, kata dia, apa bila akan dlaporkan perkara hukumnya menyesuaikan dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP) perbuatan pelaku.
Pemulihan Psikis Korban
Pemerintah Kabupaten Pringsewu langsung beraksi menangani remaja Ri (18) warga Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu yang melahirkan di tepi jalan tanpa bantuan medis.
Melalui, Dinas Sosial Pringsewu, pemkab menerjunkan tim Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) untuk mendampingi Ri dan bayinya.
Kepala Dinas Sosial Pringsewu Bambang Suharmanu mengungkapkan, di LK3 anggotanya terdiri dari banyak profesi.
Di antaranya psikolog, pekerja sosial masyarakat (PSM) dan pengacara.
Oleh karena itu lah, tambah dia, pendampingan saat ini menyesuaikan dengan kebutuhan Ri dan bayinya.
"Kita berikan kelengkapan adminstrasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bayi dan ibunya," ungkap Bambang, Senin (8/4/2019).
Sehingga, lanjut Bambang, pihaknya segera membuatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Tidak hanya itu, menurut Bambang, pendampingan psikolog juga akan diberikan.
Mengingat, Ri masih ABG (anak baru gede) yang membutuhkan penguatan psikologis atas permasalahan yang sedang dihadapi.
Lebih lanjut Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Pringsewu berkolaborasi dengan Dinas Sosial dalam menangani Ri.
Kepala DP3AP2KB Pringsewu Nazri mengatakan, bahwa pihaknya akan melihat terlebih dahulu posisi Ri apakah memang masih usia anak.
"Dasarnya kan dari data kependudukkan yang bersangkutan," kata Nazri.
Menurutnya, terkait data kependudukkan tersebut akan dilakukan penelusuran.
Saat ini, tambah Nazri, yang akan dilakukan penyelesaian berkaitan dengan trauma paska melahirkan tersebut.
"Untuk penanganan itu (psikologi), kita kolaborasi dengan Dinas Sosial, PPA, kemudian dengan kepolisian, PPA-nya," ungkap Nazri.