Jendela Dunia

Bisa Beli Pulau Pribadi Senilai Rp 113 Miliar, Pria Tajir Diciduk Polisi Karena Mencuri Barang Murah

Bisa Beli Pulau Pribadi Senilai Rp 113 Miliar, Pria Tajir Diciduk Polisi Karena Mencuri Barang Murah

Editor: eko darmoko
privateislandsonline.com
Pulau Thompson di Key West, Amerika Serikat. 

SURYAMALANG.COM - Andrew Francis Lippi pria tajir melintir baru saja membeli Pulau Thompson di Key West, Florida, Amerika Serikat seharga 8 juta Dollar AS atau setara dengan Rp 113 miliar.

Kabar Andrew Francis Lippi membeli Pulau Thompson sebagaimana dikutip Miami Herald via New York Post pada Selasa (9/4/2019).

Namun, Andrew Francis Lippi ditangkap karena mencuri sejumlah barang di sebuah pusat perbelanjaan di Florida.

Andrew Francis Lippi ditangkap Sabtu pekan lalu (6/4/2019) atas tuduhan pencurian barang senilai 300 dollar AS, sekitar Rp 4,2 juta dari Kmart.

Hakim Surabaya Hukum Seumur Hidup Tiga Perempuan Muda: Aliefianti, Arismawati dan Munidawati

Dagang Kopi Cantik (Dakocan) Modus PSK Beri Layanan Bercinta ke Pelanggan dengan Tarif Murah Meriah

Tatapan Tajam Vanessa Angel pada Jaksa yang Diduga Mendorongnya saat Jalan, Ucap Doa & Kekecewaan

Andrew Francis Lippi. Pria asal Florida yang ditangkap karena dituduh mencuri barang di pusat perbelanjaan setempat, satu pekan setelah dia dilaporkan membeli sebuah pulau.
Andrew Francis Lippi. Pria asal Florida yang ditangkap karena dituduh mencuri barang di pusat perbelanjaan setempat, satu pekan setelah dia dilaporkan membeli sebuah pulau. (Monroe County Sheriffs Office via New York Post)

Dalam pemberitaan The Herald, Lippi menukar barang yang di dalamnya termasuk pembuat kopi merek Keurig, Hamilton Beach, bola lampu, hingga seprei.

Berdasarkan laporan polisi dari 30 Maret hingga 5 April, Lippi membeli barang itu, dan mengembalikannya setelah menukar isi dalam kotak.

Polisi mengatakan Lippi menaruh bola basket alih-alih pembuat kopi seharga 165 dollar AS, sekitar Rp 2,3 juta, dan memasukkan sarung bantal ke kotak seprei.

Saat dikonfirmasi, pria berusia 59 tahun itu menyangkal perbuatannya.

Namun, dia tidak bisa memberikan alibi yang memperkuat argumennya.

Dia sebelumnya mengatakan sudah membahas kasus itu dengan Kepolisian Key West dan Kantor Sheriff Monroe County dan memuji dua penegak hukum itu.

"Ini adalah proses yang sangat rumit. Saya lebih baik tidak membahasnya," begitulah jawaban Lippi ketika didesak soal tuduhan pengutilan tersebut.

Lippi tetap bersikukuh bahwa dia tidak mencuri yang membuat polisi mencari bukti lain berupa rekaman kamera pengawas di Kmart.

Dalam rekaman itu, terlihat Lippi membawa keranjang berisi seprei dan pembuat kopi yang membuat Lippi tidak bisa mengelak dari kejahatannya.

Lippi kemudian dibebaskan dari Pusat Penahanan Stock Island tanpa jaminan pagi harinya, dan dijadwalkan hadir di sidang pada 18 April nanti.

Adapun pulau yang dibeli Lippi berisi mansion dengan empat kamar tidur, enam kamar mandi, empat garasi, dan pemandangan ke Samudra Atlantik.

Mercusuar di Lonely Island
Mercusuar di Lonely Island (lighthousefriends.com)

Pulau Kesepian

Pulau atau daratan biasanya sering diperebutkan oleh dua negara atau lebih.

Namun, hal ini tidak terjadi pada pulau yang terletak di Kanada.

Pulau ini dijauhi karena ‘keangkerannya’.

Pulau ini bernama Lonely Island atau ‘Pulau Kesepian’.

Pulau ini bernasib seperti namanya, yakni benar-benar kesepian tanpa kehadiran penduduk.

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Infia Fact dan lighthousefriends.com, pulau seluas sekitar 40 hektar ini diselimuti hutan lebat dan semak-semak.

Pulau ini memang diciptakan agar tidak didatangi pelancong, yakni pantainya berupa bebatuan karang yang membuat pelayar sulit menepikan kapal.

Ada beberapa kasus janggal yang terjadi di Lonely Island.

Misalnya tahun 1882, kapal yang mengangkut sekitar 100 orang terbalik dan tenggelam.

Hanya ada dua penumpang yang selamat, yaitu pria dan wanita dan berhasil mendayung sekoci sampai ke pulaunya.

Namun, sang penjaga mercusuar kala itu, Dominic mengaku tidak melihat apa-apa.

Fakta berbicara lain, pihak kepolisian menemukan beberapa potongan pakaian wanita dan mayat yang diidentifikasi disiksa di sekitar mercusuar.

Dominic pun digiring ke meja hijau.

Kemudian, di tahun 1906, musibah besar terjadi di Lonely island.

Mercusuarnya terbakar hebat, yang untungnya penjaganya selamat.

Beberapa kabar tersiar, kalau banyak penjaga mercusuar di sana yang sangat stress karena benar-benar hidup sendirian, kesepian.

Hingga kini, mercusuar di Lonely Island tetap digunakan.

Fasilitas perumahan untuk para penjaga mercusuarnya pun sudah tersedia.

Para penjaga pun, lebih mudah untuk pulang karena tersedia helikopter.

Untuk wisata, nasib pulau ini sangat mengenaskan.

Tidak ada turis yang pernah ke sana, meskipun operator tur di Kanada selalu menawarkan wisata ke Lonely Island.

Lonely Island
Lonely Island (Google Maps)

Pulau Kecil Tak Berpenghuni Bikin Denmark dan Kanada Terlibat Perang Tak Berdarah

Pulau Hans adalah sebuah pulau kecil yang hingga kini masih diperebutkan oleh Denmark dan Kanada.

Pulau kecil ini tak berpenghuni, dan hanya memiliki luas sebesar 1,3 kilometer persegi.

Pulau Hans terletak di 80°49′41″LU,66°27′35″BB di tengah selat Kennedy di Selat Nares, selat yang memisahkan Pulau Ellesmere dari Greenland utara dan menghubungkan teluk Baffin dengan laut Lincoln.

Pulau ini adalah pulau terkecil dari tiga pulau di selat Kennedy; pulau lainnya adalah pulau Franklin dan pulau Crozier.

Sengketa wilayah biasanya merupakan salah satu pemicu konflik bersenjata antarnegara.

Namun, bagi Kanada dan Denmark perebutan wilayah tak harus menjadi pertikaian bersenjata yang memakan korban jiwa.

Sejak 1984, Kanada dan Denmark terlibat "perang" memperebutkan sebuah pulau kecil nan tandus bernama Hans yang terletak di lingkar Kutub Utara.

Namun, sengketa wilayah ini bisa dikatakan sebagai "perang paling sopan" yang pernah terjadi di dunia.

Pulau Hans adalah sebuah pulau kecil tak berpenghuni seluas 1,3 kilometer persegi terletak di Selat Nares yang memisahkan Pulau Ellsmere, Kanada dan Greenland, wilayah seberang lautan Denmark.

Pulau Hans
Pulau Hans (Wikipedia)

Sebenarnya, kekisruhan soal kepemilikan pulau antara Kanada dan Denmark sudah tejadi sejak 1930-an.

Sebab, sesual dengan aturan internasional, semua negara di dunia berhak mengklaim wilayah yang berada di jarak maksimal 12 mil atau sekitar 19 kilometer dari pesisir mereka.

Nah, karena lebar Selat Nares hanya 22 mil atau 35 kilometer maka membuat Pulau Hans terletak kurang lebih di tengah-tengah selat.

Akibatnya, baik Kanada maupun Denmark merasa berhak untuk memiliki pulau tersebut.

Pada 1933, mahkama internasional di bawah Liga Bangsa-bangsa memutuskan pulau kecil itu menjadi milik Denmark.

Keputusan itu sempat membuat sengketa kedua negara berhenti.

Sayangnya, ketika Liga Bangsa-bangsa bubar pada 1946, maka semua keputusan organisasi itu termasuk soal kepemilikan Pulau Hans ikut gugur.

Sayangnya isu pulau kecil ini tenggelam dalam masalah yang jauh lebih besar saat Perang Dunia II pecah yang disusul Perang Dingin.

Masalah pulau ini baru muncul kembali pada 1984 ketika Menteri Urusan Greenland berkunjung ke pulau itu dan memasang bendera Denmark.

Di bawah tiang bendera disiapkan sebuah plakat berbunyi "Selamat Datang di pulau milik Denmark".

Selain itu, Denmark juga meletakkan sebotol minuman brandy. Dan sejak itu, kedua negara terlibat dalam sebuah "konflik" memperebutkan Pulau Hans.

Tantangan Denmark itu dijawab Kanada. Marinir Kanada kemudian mendarat di pulau itu, memasang bendera, meninggalkan plakat, dan sebotol whiski.

Akhirnya, "Perang Whiski" itu masih berlangsung hingga hari ini sambil terus melakukan diplomasi terkait status kepemilikan pulau kecil itu.

"Saat militer Denmark datang ke pulau itu mereka akan meninggalkan sebotol schnapps. Dan, ketika militer Kanada datang mereka meninggalkan sebotol wiski Canadian Club," ujar Dubes Denmark untuk AS, Peter Takso Jensen.

Kini, untuk mengakhiri "perang", Kanada dan Denmark tengah mendiskusikan kesepakatan pengelolaan bersama Pulau Hans yang akan diurus pemerintah lokal kedua negara yang paling dekat dengan pulau itu.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved