Jendela Dunia
Kronologi Bocah 8 Tahun Bunuh Balita Tetangganya, Dipicu Dendam Hingga Cara Membunuhnya yang Keji
Seorang bocah 8 tahun bunuh balita anak tetangganya karena dendam pada kakak korban.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Seorang bocah 8 tahun bunuh balita anak tetangganya karena dendam pada kakak korban.
Peristiwa bocah 8 tahun bunuh balita anak tetangganya ini terjadi di Fatehpur Beri, Delhi Selatan, India.
Melansir dari Hindustan Times, bocah 8 tahun ini membunuh balita tersebut dengan cara menenggelamkannya di tanki air dekat rumah mereka.
Berikut kronologi bocah 8 tahun bunuh balita tetangganya dikutip dari Grid.id dalam artikel berjudul 'Tersulut Emosi ingin Balas Dendam, Seorang Bocah 8 Tahun Tega Tenggelamkan Balita Berumur 18 Bulan dalam Tangki Air!', Rabu 1 Mei 2019.
• Jalani Ramadan Pertama Bareng Reino Barack, Syahrini Akan Share Ke Publik, Ini Bocorannya
• Luput dari Sorotan, Syahrini Pernah ‘Dipermalukan’ saat Pernikahannya dengan Reino Barack di Jepang
• Lihat Ekspresi Anak Muzdalifah & Nassar di Foto Keluarga Hari Pernikahan, Paling Beda Sendiri
• FOTO Bulan Madu Ammar Zoni dan Irish Bella, Pamer Momen Romantis di Kolam Renang
1. Dendam pada Kakak Korban
Menurut pihak kepolisian, bocah 8 tahun tersebut membunuh balita itu karena dendam pada kakak korban.
Ia merasa marah karena kakak perempuan balita itu sempat membuatnya jatuh dan terluka.
Akibatnya, untuk membalas dendam perbuatan sang kakak, bocah 8 tahun itu menenggelamkan adik perempuan itu yang baru berusia 18 bulan.
• Sederet Fakta Pernikahan Ammar Zoni & Irish Bella, dari Sebelum Akad Hingga Bulan Madu
• Video Detik-Detik Meninggalnya Saat Catwalk Viral, Berikut 5 Fakta Sosok Model Brasil Tales Soares
• Detik-Detik Model Meninggal Saat Catwalk, Penonton Kira Atraksi, Penyebabnya Tak Terdeteksi
2. Ibu Korban Sempat Mencari Anaknya
Kejadian ini bermula ketika, ibu dari si balita ini pergi bekerja di daerah Uttar Pradesh Barat.
Namun, pada Sabtu pagi, ia tak menemukan bayinya di sekitar rumahnya.
Anaknya tak ketemu, si ibu dan anak perempuannya (10) melaporkan polisi, yang kemudian datang lalu melakukan pencarian intensif.
Saat mencari, polisi menemukan balita berusia 1 setengah tahun itu di saluran pembuangan dengan kondisi telinga kananya berdarah.
Balita tersebut lalu dilarikan ke rumah sakit, namun setibanya di sana, dokter menyatakan bahwa korban sudah meninggal.
3. Sempat Melarikan Diri
• Foto Jokowi Cium Tangan Gus Dur Viral di FB, Tak Sengaja dibagikan Fotografer, Terungkap Hal Ini!
Setelah korban dinyatakan meninggal, polisi terus melanjutkan penyelidikan dengan bertanya pada warga setempat.
Mereka mengatakan bahwa bocah ada seorang laki-laki berusia 8 tahun pun telah hilang sejak pagi.
Selama 2 jam melakukan pencarian, warga dan polisi berhasil menemukan bocah tersebut.
Ia melarikan diri sejauh 1 km dari rumahnya.
Saat ditanya tentang balita tersebut, bocah itu mengakui bahwa ia telah menenggelamkan anak itu ke dalam tangki air dekat rumah mereka.
4. Akui Ingin Balas Dendam
Bocah itu mengungkapkan dirinya melakukan hal tersebut karena ingin balas dendam pada kakak balita tersebut.
Ia marah dengan kakak balita tersebut karena menganggap si kakak perempuan itu menyebabkan adiknya laki-lakinya jatuh, dan mengalami pembengkakan di kepalanya.
Oleh karena itu, untuk memberi pelajaran pada si kakak perempuan itu, anak laki-laki itu mengambil si balita dan menenggelamkannya lalu melemparkannya ke saluran pembuangan.
Polisi telah mendaftarkan kasus ini ke pengadilan dan bocah tersebut akan dihadapkan pada dewan peradilan anak-anak di India.
Bocah 10 Tahun Tewas saat Ekstra Kurikuler Renang, Polisi Sebut Akibat Sengaja Minum Banyak Air
Seorang murid SDN Bandungan kelas III bernama Dwi Pradana Putra (10) tewas saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler renang, Rabu (10/4/2019) sekitar pukul 09.00 WIB.
Peristiwa itu terjadi di Kolam Renang Tirta Ulandari, Desa Kaligunting Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.
Kapolsek Mejayan, AKP Pujiono, membenarkan terjadinya peristiwa itu, saat dikonfirmasi, Rabu (10/4/2019) sore. "Benar, kejadiannya tadi pagi waktu kegiatan ekstrakulikuler," katanya.
Ia menuturkan, pagi itu sekitar pukul 07.30, sebanyak 43 siswa SDN Bandungan 2, dengan di dampingi dua guru tiba di kolam renang Tirta Ulandari.
Selanjutnya seluruh siswa dan guru melakukan pemanasan lari keliling kolam sebanyak dua kali putaran.
Setelah melakukan pemanasan, siswa perempuan mengikuti kegiatan latihan renang. Sementara, siswa laki-laki, termasuk korban menunggu giliran, di pinggir kolam.
"Dia (korban) belum dapat giliran, yang renang kan anak perempuan dulu. Dia masih bermain bersama teman-temannya,"kata Pujiono.
Korban bersama beberapa siswa lain bermain di saluran buangan air di pinggir kolam, sedalam kurang lebih 20 sentimeter. Tiba-tiba, ia diketahui dalam posisi tengkurap oleh temannya, dan dalam kondisi lemas.
"Jadi bukan tenggelam, dia sepertinya kebanyakan minum air. Jadi dia bermain di buangan air, atau saluran buangan air. Dia dlosoran di situ, ke dalam hanya sekitar 20 sentimeter," katanya.
Korban yang tampak lemas kemudian dibawa oleh guru ke Polindes untuk mendapat pertolongan pertama. Namun, saat itu bidan di Polindes tidak berani, dan menyarankan agar korban segera dibawa ke RSUD Panti Waluyo, namun nyawanya tidak tertolong.
"Setelah itu dibawa ke Polindes, di situ kan ada bidan desa. Tetapi bidan nggak berani, akhirnya dibawa ke rumah sakit, ketika diperiksa sudah dinyatakan meninggal," katanya.
Pujiono mengatakan, dari hasil olah TKP dan pemeriksaan Tim Medis RSUD Panti Waluyo Caruban tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan atau kekerasan. Korban diperkirakan meninggal dunia karena sakit.
"Infonya ada penyumbatan pernafasan. Jadi mungkin akibat terlalu banyak minum air," imbuhnya.
Ia menambahkan, pihak keluarga korban menerima peristiwa tersebut sebagai musibah, dan tidak menuntut siapapun terkait peristiwa itu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/pembunuhan-anak.jpg)