Malang Raya
Kisah Asmara Ruwet dan Kelakuan Sadis Sugeng, Pelaku Mutilasi Pasar Besar Kota Malang
Di balik pengakuan Sugeng yang mengakui memutilasi korban perempuan, ternyata ada kisah asmara yang diduga melatarbelakangi kejiwaannya
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Dyan Rekohadi
Laporan wartawan : M Rifky Edgar
SURYAMALANG.COM, BLIMBING – Kisah asmara Sugeng Angga Santoso atau Sugeng, yang berstatus sebagai terduga pelaku mutilasi di Pasar Besar kota Malang kini jadi sorotan baru.
Di balik keberhasilan Polres Malang Kota menangkap Sugeng dan pengakuan Sugeng yang secara terbuka menyebut dia yang memutilasi korban perempuan, ternyata ada kisah asmara yang diduga melatarbelakangi kondisi kejiwaan Sugeng saat ini.
Berdasarkan keterangan warga Jodipan, Sugeng dulu diketahui penah menyukai adik perempuannya sendiri.
Kisah asmara ruwet kakak pada adiknya inilah yang diduga membuat Sugeng stres.
• Pantas Sugeng Pelaku Mutilasi Pasar Besar Malang Begitu Sadis, Kata Tetangga Dia Pernah Senekat ini
• Beberapa Kejanggalan yang Belum Terungkap di Balik Kasus Mutilasi di Pasar Besar Malang

Sugeng jadi sering berkelakuan tak wajar ketika keluarganya memisahkan Sugeng dengan adik perempuannya.
Salah satu kelakuan anehnya adalah kegemaran mencorat-coret dinding dengan tulisan bertema 'ruwet'.
Coretan bertema 'ruwet' itu pula yang ditemukan dalam kertas dan dinding tembok di lokasi penemuan potongan tubuh korban mutilasi di Pasar Besar.
• 6 Update Kasus Sugeng Mutilasi di Pasar Besar Malang, Punya Ciri Obsesif dan Pernah Menikah 3 Kali
• 5 Misteri Mutilasi Sugeng di Pasar Besar Kota Malang Terungkap, Bukan Pembunuh & Cerita Celana Dalam

Kisah asmara ruwet Sugeng terungkap dari keterangan warga yang mengenal Sugeng sejak keluarga Sugeng dulu tinggal sebagai penduduk Jodipan.
Sugeng mengalami gangguan jiwa berawal dari menyukai adik kandungnya.
Warga Jodipan, Narto (51) mengatakan dulu warga sudah curiga dengan gerak-gerik Sugeng ketika bersama adiknya.
Saat sedang berada di rumah, tingkah laku Sugeng bukan sebagai kakak.
• PSS Sleman Vs Arema FC - Tindakan PSS Sleman Saat Pertandingan Dihentikan Wasit
• Buntut Kerusuhan BCS dan Aremania, Ratu Tisha Mengalami Pendarahan, Kapolda Sebut Ada Provokasi
• Baru Kembali ke Liga 1 dan Lihat Kekisruhan Suporter, Begini Tanggapan Sylvano Comvalius
Justru Sugeng terlihat seperti pacar. Sugeng selalu menempel adiknya terus ke mana-mana.
“Dulu kalau di rumahnya itu seperti pacarnya sendiri.”
“Tiap kali adiknya membawa pacar, pasti selalu konflik dengan Sugeng. Itu terjadi berulang kali,” ucapnya Narto kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (16/5/2019).
Narto tidak ingat nama adik Sugeng. Sebab, adik Sugeng sudah dipindahkan dari Jodipan.
“Kejadian itu sudah lama. Akhirnya orang tuanya memisahkan Sugeng dengan adiknya.”
“Sejak saat itu Sugeng tidak pernah bertemu dengan adik perempuannya itu,” ucap Narto.

Kini Sugeng harus hidup sebatang kara karena ditinggal sanak saudaranya.
Sejak orang tuanya meninggal dunia, Sugeng sering menyendiri.
Masa lalu Sugeng di Jodipan sangat kelam.
Narko mengatakan dulu Sugeng pernah membakar rumahnya di Jodipan.
Sugeng juga pernah memotong lidah kekasihnya dan memukul kepala ayahnya menggunakan palu.
“Sugeng dari dulu selalu bikin gempar warga. Bahkan, Sugeng juga pernah di usir dari sini (Jodipan) sekitar 7-8 tahun lalu,” ujarnya.
Narko kenal betul dengan Sugeng karena rumahnya berdempetan dengan rumah keluarga Sugeng di Jodipan.
Narko mengatakan Sugeng dari dulu memiliki kelainan.
Selama menjadi tetangganya dulu, Narko merasa bahwa Sugeng selalu membuat ulah.
• Mutilasi di Pasar Besar Malang - Korban Meninggal Karena Sakit Paru-paru, Lalu Dimutilasi Sugeng
• Ini Kata Grafolog Mengenai Tulisan-Tulisan Sugeng, Pemutilasi Pasar Besar Malang
Bahkan Narko pernah melaporkan Sugeng ke polisi lantaran hampir membakar rumahnya pada tahun 2011.
Namun, polisi belum bisa mengurus Sugeng karena Sugeng pernah masuk Rumah Sakit Jiwa
Sementara itu, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan, Muhammad Luthfi (46) mengakui Sugeng dulu merupakan warga Jodipan.
Sugeng dulu tinggal bersama keluarganya di Jodipan bersama orang tuanya.
Sugeng meninggalkan Jodipan usai rumahnya dibeli orang lain.
“Rumah Sugeng dibeli ayah saya sekitar 7 atau 8 tahun lalu. Saya tidak tahu kenapa rumah itu sampai dibeli.”
“Setelah itu, keluarga Sugeng entah tinggal di mana,” ucapnya.
Sejak saat itu Sugeng jarang berseliweran di kampung.
Sugeng lebih banyak terlihat di pinggir jalan di sekitar Jalan Gatot Subroto sampai sekitar Pasar Besar Malang.
Menurutnya, Sugeng kembali terlihat di Jodipan baru sekitar 5 bulan ini.
Sugeng tidur di samping rumah kosong di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill RT 02 RW 06.
Di rumah itu pula Sugeng menulis beberapa tulisan aneh.
Termasuk menyebut nama tuhan dan nama beberapa keluarganya dan kata 'ruwet' juga selalu muncul dalam tulisannya .

• Cara Raisa dan Hamish Daud Manjakan Anak Spesial, Katanya: Gak Terlalu Nyaman untuk Share
• Kekonyolan dan Sikap Asli Member Running Man di Balik Layar Kaca Dibongkar Enzy Storia dan Desta
Lutfhi mengungkapkan Sugeng sering berinteraksi dengan anak-anak kecil.
Dia suka menyapa anak-anak. Anak-anak juga tidak ada yang takut kepada Sugeng.
Lutfhi menyebut setiap tulisan yang ditulis Sugeng di tembok seperti ada kata-kata dendam.
“Entah itu dendam dengan warga, keluarganya, atau merasa seperti dikucilkan setelah diusir oleh warga,” terangnya.