Kabar Surabaya

400 Institusi Kesehatan Surabaya Butuh Penanganan Limbah B3

Sedangkan untuk limbah padat, puskesmas menyediakan ruang penyimpanan khusus yang tertutup dan terkunci, sampai pihak ketiga mengambil limbah tersebut

Penulis: Delya Octovie | Editor: yuli
delya octovie
IPAL di Puskesmas Wonokromo, Surabaya, Minggu (2/6/2019). IPAL digunakan untuk mengolah limbah medis cair. 

Sedangkan untuk limbah padat, puskesmas menyediakan ruang penyimpanan khusus yang tertutup dan terkunci, sampai pihak ketiga mengambil limbah tersebut.

Limbah padat terbanyak adalah jarum suntik.

Era mengatakan, masih ada puskesmas-puskesmas yang belum punya pengolahan limbah B3.

"Kami juga baru-baru ini punya, setelah puskesmas sudah dibangun besar seperti ini dengan memindah enam rumah. Kalau dulu kami belum punya, jadi untuk limbah cair harus pakai resapan khusus untuk mengabsorbsi. Dulu secara rutin kami ambil sampel air sumur warga sekitar puskesmas untuk melihat apa terjadi dampak dari pembuangan limbah cair. Kami periksa ke UNAIR," paparnya.

Ia menambahkan, memang tidak mudah bagi puskesmas untuk memiliki IPAL, terutama puskesmas bangunan lama, karena butuh ruang besar untuk punya IPAL.

Ini menunjukkan, bila Pemkot Surabaya ingin semua puskesmas punya IPAL, bangunan puskesmas harus dikembangkan.

"Saya dulu waktu masih bangunan lama juga didatangi oleh Pemkot, ditanyakan bisa tidak bila dipasangi IPAL. Tapi melihat kondisi waktu itu, tidak memungkinkan. Kalau memang tidak memungkinkan ya bagaimana lagi, puskesmas rata-rata bangunan lama," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved