Nasib Sugeng, Tersangka Mutilasi Pasar Besar Malang Tragis, Ada Nuansa Mistis di Kasusnya
Nasib Sugeng, Tersangka Mutilasi Pasar Besar Malang Tragis, Ada Nuansa Mistis di Kasusnya
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Nasib terkini Sugeng Angga Santoso alias Sugeng terancam harus merasakan dinginnya jeruji besi di sisa hidupnya.
Kabar tersebut disampaikan oleh Jaksa peneliti berkas perkara Kejaksaan Negeri Kota Malang, Dewa Awatara, dimana Sugeng akan dijatuhi pasal berlapis.
Bukan tanpa alasan, Sugeng yang awalnya hanya dikenai pasal biasa kemudian dikenai pasal berlapis akibat terungkapnya fakta lain yang menyebutkan adanya unsur perencanaan.

Hal tersebut dituturkan oleh Jaksa peneliti berkas perkara Kejaksaan Negeri Kota Malang, Dewa Awatara, kepada SURYAMALANG.COM pada Rabu, (26/6).
"Awalnya pembunuhan ini biasa saja dan dikenai Pasal 338. Setelah kami teliti lagi dan ada unsur pembunuhan berencana, maka akan kami kenai pasal berlapis Pasal 340 dengan ancaman hukuman seumur hidup," kata Dewa saat ditemui SURYAMALANG.COM pada Rabu, (26/6).
• Mutilasi di Pasar Besar Malang Bukan Kasus Biasa, Ini Alasan Sugeng & 3 Misteri Belum Terpecahkan
1. Terendusnya Rencana Habisi Nyawa Berkat Gunting

Penyelidikan mendalam oleh pihak kepolisian terhadap kasus misterius yang melibatkan tersangka Sugeng ini perlahan menuju titik akhir.
Pasalnya dari olah TKP ulang yang dilakukan oleh Sugeng, Pihak kepolisian menemukan kejanggalan terhadap alat yang digunakan Sugeng untuk menghabisi nyawa teman wanitanya.
Seperti diketahui sebelumnya, Sugeng menghabisi nyawa korban menggunakan gunting besi dan juga cutter.
Namun, kejanggalan muncul terkait asal muasal alat-alat etrsebut ada di tangan Sugeng.
Pasalnya, menurut keterangan kepolisian, tidak mungkin alat-alat tersebut dapat ditemukan di lokasi kejadian yang merupakan gedung kosong dan lama tidak terpakai.
"Tak mungkin, pelaku menemukan gunting dan carter di lokasi jika melihat lokasi yang seperti itu, yang jelas pelaku ini telah menyiapkan alat itu terlebih dahulu," ujar pria yang akrab disapa Dewok itu.
Dari sinilah, rencana busuk Sugeng terendus berkat gunting dan cutter yang digunaknnya untuk mengahbisi nyawa korban.
• Kronologi Bu Risma Masuk ICU Hingga Dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, Ini Penyebab & Kondisi Terkininya
2. Rekam Medis Sugeng akan Dijadikan Bukti

Sugeng juga dikabarkan sebagai individu yang tempramen dan berbahaya, bahkan ia tidak segan melukai orang-orang yang membuatnya kesal.
Kata Dewok, apabila Sugeng emosi bisa dipastikan akan langsung menikam korban.
Namun, hasil dari gelar rekonstruksi membuktikan jika Sugeng langsung menggorok leher korban ketika korban sedang tertidur lelap.
Dewok menambahkan, dirinya nanti juga akan memeriksa terlebih dulu tes psikologis dan tes kejiwaan yang diidap oleh Sugeng.
"Ya nanti tes itu sebagai penguat saja. Karena di sini kami akan meniliti berkas yang sudah dilimpahkan dari tim penyidik," ujarnya.
Sebelumnya juga pernah dikabarkan bagaimana kepribadian Sugeng saat bersosialisasi di masyarakat.
Menurut keterangan mantan tetangga Sugeng, ia memang diketahui memiliki sifat tempramen.
Narko (51) yang dulu tetangga Sugeng mengatakan, bahwa Sugeng dulunya pernah membakar rumahnya sewaktu tinggal di Jodipan.
Penuturan Narko, dulu Sugeng pernah memotong lidah kekasihnya dan memukul kepala ayahnya dengan menggunakan palu.
"Sugeng ini dari dulu selalu bikin gempar warga. Bahkan, Sugeng juga pernah di usir dari sini (Jodipan) sekitar 7-8 tahun lalu," ujarnya.
• 7 Hasil Penyelidikan Terbaru Sugeng, Tersangka Kasus Mutilasi Pasar Besar Malang, Sisakan 2 Misteri
3. Nuansa Mistis di Proses Penyelidikan

Kisah mistis ini dialami oleh Dewa selaku jaksa yang turut melihat rekonstruksi ulang reka adegan yang dilakukan Sugeng.
Selepas menyaksikan hal keji yang dilakukan Sugeng, malam harinya ia mengalami hal aneh yang sebelumnya belum pernah ia alami.
Pria yang kerap disapa Dewok itu pun merasa pusing setelah terbayang adegan yang dilakukan Sugeng saat menghabisi nyawa korban hingga memutilasinya.
"Sebelum pulang saya sudah bilang ke teman saya Dimas yang juga seorang jaksa, usai pulang dari rekonstruksi ini saya mau mandi dan cuci baju saya semua," terang Dewa.
Setelah itu, Dewok pun mencuci seluruh bajunya dan merendamnya di dalam bak mandi, lalu ia pergi ke tempat tidur untuk beristirahat.

Namun, ketika saat akan tidur, pria yang tinggal di Jalan Teluk Etna, Arjosari itu mendengar suara tangisan bayi yang berasal dari tetangga sebelahnya.
Karena merasa terganggu, Dewok pun keluar rumah dan bertemu dengan orang tua yang mengasuh bayi tersebut.
"Bayi ini sebenarnya jarang menangis, tapi entah pada malam itu kok nangis seperti orang ketakutan. Orang tuanya juga ikut bingung," ujarnya.
Karena tidak bisa tidur, Dewok pun memutuskan untuk melaksanakan salat tahajud.
Saat hendak wudhu ke kamar mandi, ia kaget ketika melihat baju rendamannya sudah dipenuhi oleh kecoak.