Berita Malang
BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Lansia Dikirimi Ikan Menteri Susi dan Kecelakaan di Jalan Ciliwung
Berita Malang populer hari ini, gara-gara twitter lansia dapat paket ikan dari Menteri Susi dan kecelakaan truk lindas motor di Jalan Ciliwung.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Berita Malang populer hari Ini Rabu 3 Juli 2019 salah satunya kisah lansia yang dapat kiriman ikan dari Menteri Susi.
Sementara dua berita Malang populer lainnya seperti tabrakan di Jalan Ciliwung hingga cerita pemulung yang temukan uang Rp 3 Juta.
Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak berita Malang populer hari ini yang sudah dirangkum SURYAMALANG.COM:
1. Lansia dikirimi ikan Menteri Susi
Bermula dari Balasan Cuitan di Twitter, Lansia Asal Malang Ini Dapat Kiriman Ikan dari Menteri Susi.
Gara-gara membalas cuitan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti di Twitter, pemilik akun @MucharIvan mendapat kiriman paket ikan.
Menteri Susi mengirim boks berisi ikan segar kepada orang tua pemilik akun yang bernama Ivan Muchtar di Kota Malang.
Ivan membalas cuitan Menteri Susi pada 25 Juni 2019.
• Mantan Guru Honorer Sakit Hati, Duplikasi Kunci Semua Ruang Lalu Curi Belasan Komputer

Dalam cuitan itu, Ivan bercerita bahwa orang tuanya adalah mantan guru sekolah dasar (SD).
Meski sudah lanjut usia (lansia), orang tuanya sangat menyukai ikan laut.
Ivan pun berandai-andai jika Menteri Susi berkenan mengirim ikan laut kepada orang tuanya di Kota Malang.
'Bu Susi kirim donk ikan utk ortu sy mantan guru SD keduanya. Usia bp 90 thn ibu 87 thn. Msh sehat wal afiat puasa ramadhan dan sunnah syawal full gak ada batalnya. Ikan laut kesukaan beliau berdua. Andai dpt kiriman dari bu Susi alangkah senangnya beliau,' tulis Ivan dalam cuitannya.
Cuitan Ivan pun mencuri perhatian Menteri Susi. Muchtar diminta mengirim alamat lengkap orang tuanya.
'Nama ortu H Muchtar Arsjad ibu sy Hj Choespijah alamat jln Mertojoyo P 2 Malang.
Tlp 0341 - 552452. Bisa di cek info dari saya.
Trims atas perhatiannya mau membalas twitter dari saya,' tulis Ivan di cuitan selanjutnya.
Sehari berselang, datanglah mobil yang membawa box ikan untuk orang tua Ivan.
"Saya hanya iseng saja, dan tidak ada maksud apa-apa," kata Ivan kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (2/7/2019).
Ivan mengaku mengenal Susi saat menteri nyentrik itu masih menjadi pedagang ikan.
• Pembalasan Subagio Maulana Akibat Diskors Setelah 15 Tahun Jadi Guru Honorer SD di Surabaya
Saat itu Ivan bekerja di salah satu perusahaan eksportir ikan. Dari sanalah, Susi dan Ivan kerap bertemu.
“Saya pernah salaman dengan Bu Susi ketika dia masih jadi bakul ikan. Saya tidak tahu dia masih ingat apa tidak,” terangnya.
Ivan mengaku kaget dan senang saat dikirimi ikan.
Apalagi orang tuanya sangat menyukai ikan sejak kecil.
Empat ekor ikan cakalang di dalam boks langsung diekskusi menjadi gulai dan asam-asam cakalang.
“Saya senang, sekaligus kaget juga,” imbuhnya.
Muchtar Arsjad dan Choespijah adalah penggila seafood. Setiap hari menu ikan selalu ada di meja makannya.
“Bapak itu (Muchtar Arsjad) tidak bisa kalau tidak ada ikan. Katanya susah ditelan,” kata Choespijah.
Dia mengatakan semua jenis ikan adalah favoritnya. Sedangkan suaminya, menyukai masakan yang dimasak gulai.
Di usianya yang sudah 87 tahun, Choespijah masih kuat untuk memasak.
Untuk memasak gulai ikan, misalnya, dia tidak membeli bumbu jadi.
“Saya membikin sendiri. Kalau bumbu jadi, bapak tidak cocok,” ujarnya.
Sedangkan Muchtar menyukai ikan sejak kecil karena terbiasa memakan masakan ibunya.
Dirinya lahir di salah satu daerah penghasil ikan yakni Bima,
“Waduh kalau sama ikan, saya suka sekali. Hampir tiap hari selalu makan ikan,” tutur Muchtar.
Sebuah truk tronton plat nomor P 9181 US melindas sepeda motor di Jalan Ciliwung, Kota Malang, Selasa (2/7/2019).
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 16:00 WIB saat sepeda motor yang dikendarai Muhammad Yatim (50) berjalan dari arah barat ke timur.
Karena kondisi lalu lintas pada saat itu padat dari arah berlawanan, Yatim pun nekat menyalip truk tronton tersebut dari lajur kanan.

Saat menyalip, ia kaget lantaran dari arah berlawanan muncul truk tronton juga.
Akibatnya, Yatim pun mengerem kendaraannya sehingga ia terpental dan berguling di aspal jalan.
Sementara sepeda motornya langsung dilindas oleh truk yang baru saja disalipnya.
Sepeda motor berwarna putih itu terseret as ban truk tronton sejauh 20 meter.
"Sopir truk tak bisa menghindar karena kondisi jalan sempit. Kalau dilihat dari bekas goresan di aspal, kemungkinan truk berjalan kencang kisaran 40 kilometer per jam," ucap Kanit Laka Lantas Polres Malang Kota, Iptu Dedi.
Di lokasi kejadian terdapat goresan panjang di aspal jalan akibat sepeda motor yang terseret.
Sementara oli dan juga bensin dari sepeda motor itu berceceran di jalan raya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dari kecelakaan ini.
• Sinopsis The Secret Life of My Secretary Episode 2, Tayang Hari ini di TRANS TV Rabu 3 Juli 2019
Pengemudi sepeda motor hanya mengalami luka lecet di tangan meski sempat tak sadarkan diri.
Sementara itu, sopir truk yang bernama Abdul Asis warga Jalan Angkasa, Makassar hanya pasrah saja mengalami kejadian ini.
Menurutnya, ia kaget setelah melihat sepeda motor di samping kanannya yang mengerem menndadak usai menyalip.
Ia mengaku, baru saja selesai bongkar muat tembakau di daerah Blimbing, usai ia mengirimnya dari Jember.
"Bagaimana tadi mau berhenti. Karena sepeda motornya itu usai menyalip langsung ngerem ndadak. Ya saya kaget," ucapnya.
Atas kejadian itu, pengendara sepeda motor langsung dibawa ke IGD Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang.
Sementara sopir truk beserta barang bukti kendaraan dibawa ke Kantor Laka Lantas untuk diproses selanjutnya.
3. Kisah pemulung temukan uang Rp 3 Juta
Pemulung bernama Slamet Riyadi (30) pernah menemukan uang sebesar Rp 3 juta di TPA Supiturang, Kota Malang.
Pria asal Jalan Rawisari, Mulyorejo ini menemukan segepok itu masih terbungkus amplop.
Dia menemukan uang itu di dalam tumpukan sampah di TPA Supiturang.
“Uangnya masih amplopan, dan dalam keadaan basah. Dalam amplop itu ada tulusan Bank Indonesia,” ujar Slamet kepada SURYAMALANG.COM, Senin (1/7/2019).
• Ramalan Cuaca Kota Malang Rabu 3 Juli 2019, BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Wilayah Berikut Ini

Setiap hari Slamet Riyadi memulung di TPA Supiturang.
Bapak satu anak ini mencari botol air mineral untuk dikumpulkan.
Dalam sehari, dia bisa mendapat tiga sampai empat karung botol air mineral.
Kemudian barang ini dijual kepada pengepul.
“Setiap hari saya bisa kumpulkan uang antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000,” ucapnya.
• Kecurigaan Azriel Bila Ashanty Selingkuh Menjadi-jadi, Anang Bingung Istrinya Bertemu Pria di Mall

Keberadaan ratusan pemulung di TPA Supiturang itu sangat membantu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang untuk mengurai sampah.
Para pemulung mengambil sampah plastik, kemudian dijual kepada para pengepul.
Kabid Kemitraan dan Pengendalian Lingkungan DLH Kota Malang, Rahmat Hidayat menyebut ada sekitar 225 pemulung di TPA Supiturang.
DLH membona ratusan pemulung ini, dan diberikan kartu tanda anggota.
“Mayoritas pemulung tinggal di sekitar TPA. Ada juga pemulung dari Kabupaten Malang,” ucapnya.
Bahkan mayoritas pemulung merupakan warga Kabupaten Malang.
Pemberian izin kepada pemulung asal Kabupaten Malang tersebut karena sebagaian TPA Supiturang masuk wilayah Kabupaten Malang.
“Ada pemulung yang kontrak di perkampungan sini. Bahkan ada juga yang menetap di sini,” ujarnya.

DLH akan mengkaji ulang akses jalan menuju TPA Supiturang.
Selama ini truk pengakut sampah masih melewati perkampungan padat penduduk.
Plt Kepala DLH Kota Malang, Diah Ayu Kusuma Dewi mengatakan sebenarnya akses jalan baru telah dikaji dan diperhitungkan.
Karena jalannya menanjak, hal itu tidak memungkinkan dan akan menyulitkan truk pengangkut sampah.
“Kami sudah mencari jalan alternatif yang melewati Kabupaten Malang.”
“Karena jalannya curam dengan tingkat kemiringan terlalu tinggi, kami khawatir truknya tidak kuat,” ucap Diah.
Kini pihaknya mengkaji kembali terkait jalan alternatif yang dipilih agar tidak melewati kawasan padat penduduk tersebut.
Diah mengungkapkan pelebaran jalan di daerah tersebut sulit direalisasikan.
“Karena kawasan padat penduduk, jalannya sempit. Kalau dihitung-hitung, kami rasa ganti rugi rumah plus biaya sosialnya sangat tinggi,” terangnya.