Kabar Surabaya
Prof Sadjijono Marahi Perekam dan Penyebar Video Debatnya Lawan Polisi Muda di Surabaya
"Tapi sudah saya perintahkan video itu dihapus saya bilang itu rawan, mengapa apa nanti berbenturan dengan lembaga polisi," kata Prof Dr Sadjijono.
"Tapi sudah saya perintahkan video itu dihapus saya bilang itu rawan, mengapa apa nanti berbenturan dengan lembaga polisi," kata Prof Dr Sadjijono (66).
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Prof Dr Sadjijono (66) mengaku kaget ketika videonya yang menceramahi polisi muda di Surabaya menjadi viral.
Ia mengaku sudah mewanti-wanti agar asistennya, Abdul Halim, tidak menyebarluaskan video yang direkam di persimpangan Jalan Raya Jemursari, Surabaya itu.
Sadjijono, profesor bidang Ilmu Hukum itu mengisahkan, insiden itu terjadi pada Senin malam, Maret 2019.
"Saya kan ngajar jam 19.00 WIB, sebenarnya saya ini hanya memahamkan polisi itu, tapi gak ngerti kalau direkam," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (19/7/2019).
• VIDEO VIRAL - Fakta-fakta di Balik Adu Mulut Prof Sadjijono Vs Polisi soal Rambu-rambu di Surabaya

Ia mengatakan, ada orang lain yang sengaja merekam percakapannya. "Saya nggak tahu, jadi waktu itu saya direkam, saya nggak tahu," lanjutnya.
Belakangan diketahui, orang yang merekam percakapannya itu adalah asistennya sendiri, Abdul Halim.
Sadjijono menyebutkan, perekaman tersebut bukan atas perintahnya melainkan inisiatif pribadi asistennya itu.
"Jadi tidak saya suruh, itu inisiatif sendiri itu, namanya anak muda," katanya.
"Saya tidak mengintruksikan atau menyuruh merekan untuk memviralkan itu, enggak,” tegasnya.
Saat insiden itu terjadi, Sadjijono mengaku murni sebatas memberikan pemahaman atas rambu-rambu yang terpampang di lokasi tersebut.
"Jadi waktu itu, pemahaman saya saat itu, tidak bisa diterima oleh anggota polisi waktu itu. Mari kita lihat rambu-rambunya, nah saya ajak begitu," ujarnya.
"Tujuan saya itu hanya memahamkan pada anggota (polisi) itu, bukan malah mencari sensasi atau popularitas, bukan itu," lanjutnya.
Sadjijono justru baru mengetahui adanya rekaman video tersebut, tiga hari pasca insiden itu terjadi.
Itu pun setelah dirinya mendapat penuturan langsung dari Abdul Halim.
"Dia (Halim) setelah beberapa hari baru lapor saya," ungkapnya.

Lantaran Sadjijono paham betul resiko terburuk memiliki rekaman video tersebut, ia langsung mengintruksikan pada Halim untuk menjaga keamanan video tersebut agar jangan sampai tersebar.
Atau bila perlu, tegas Sadjijono, asistennya itu segera menghapusnya.
"Jangan sampai keluar video itu, saya mewanti-wanti begitu," tukasnya.
"Tapi sudah saya perintahkan video itu dihapus saya bilang itu rawan, mengapa apa nanti akan berbenturan dengan lembaga polisi," katanya.
Kendati dirinya telah mewanti hal tersebut, lima bulan setelah kejadian tersebut, ketakutan Sadjijono berbuah kenyataan.
"Wah ternyata dia (Halim) punya teman dan ya begitulah, saya sudah nggak tahu lagi ceritanya. Jadi saya marahi saat itu juga," keluhnya.
Setelah sadar bahwa rekaman video tersebut mendadak viral di media sosial, pada Selasa (16/7/2019), Sadjijono langsungg mengambil tindakan preventif.
Ia memgaku berupaya meminta bantuan Cyber Troops Polda Jatim untuk segera melacak dan menghapus seluruh rekaman video yang terlanjur viral di media sosial.
"Terus kemudian pagi harinya saya telepon ke Siber Polda Jatim untuk minta tolong didrop intinya gitu," ujarnya.
Namun, upayanya itu belakangan disadari Sadjijono tak berhasil.
Lantaran, rekaman video tersebut tak hanya menyebar di berbagai macam media sosial.
"Tapi ternyata kalau yang sudah tersebar lewat WA, patrol siber itu kan gak bisa jadi yang sudah masuk ke medsos kayak sudah kewalahan gitu," katanya.
"Saya sudah berusaha untuk mengantisipasi itu tapi namanya kebobolan," tandasnya. Luhur Pambudi