Malang Raya
Dokter Dian Agung Anggraeny, Dokter Cantik yang Gratiskan Biaya Pengobatan di Sumberpucung Malang
Dokter Dian ikhlas mengabdikan diri pada masyarakat melalui pelayanan kesehatan di Desa Sumberpucung Kabupaten Malang.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dokter Dian, nama lengkapnya Dian Agung Anggraeny (42) adalah seorang dokter perempuan yang dikenal karena menggratiskan biaya pengobatannya.
Dokter Dian ikhlas mengabdikan diri pada masyarakat melalui pelayanan kesehatan murah di Desa Sumberpucung Kabupaten Malang.
Dokter cantik lulusan UWKS Surabaya ini juga tidak mematok biaya pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat tidak mampu.
Bahkan ia secara sukarela memberikan uang pribadinya pada pasien dari masyarakat tidak mampu yang tidak mempunyai ongkos pulang.
• Beda Sama Igun yang Cintanya Ditolak, Ayu Ting Ting Tanggapi Pria yang Lamar dengan Hafalan 30 Juz
• Polisi Ungkap Identitas Pria yang Pernah Hubungan Badan dengan Gadis 14 Tahun di Kafe Trenggalek
• BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Jari Karyawan Cafe Diremukkan Pakai Palu & Kecelakaan Kereta Api
Kebanyakan pasien yang ditanganinya adalah masyarakat miskin, berasal dari pelosok desa di sekitar rumah tinggalnya.
Setiap hari selalu ada pasien kurang mampu. Jumlah pasien kurang mampu yang ditanganinya rata-rata 15 hingga 25 persen dari seluruh jumlah pasien.
Dokter Dian begitu sapaan akrabnya semenjak 2007-2008 lalu membuka praktik layanan kesehatan di kediamannya di Dusun Suko, Sumberpucung, Sumber Pucung kabupaten Malang.
Anak kedua dari tiga bersudara ini mengatakan tidak pernah membedakan antara pasien miskin ataupun masyarakat dari golongan berada, semua penanganannya sama.
Selain itu, ia tidak pernah membatasi biaya pengobatan pasien yang berasal dari golongan masyarakat tidak mampu.
Ada pasien miskin yang tidak mempunyai uang bahkan membayar biaya pengobatan memakai hasil panen.
"Ada pula yang benar-benar tidak membayar jika memang tidak mampu, di antaranya pasien, difable, ODHA dan TBC," ujarnya.
Dikatakannya, ia mendapatkan kebahagiaan tiada tara saat memberikan pelayanan kesehatan tersebut.
Apalagi, sangat senang ketika bisa membantu sesama dan membuat mereka sehat serta bahagia juga.
Melihat senyum pasien yang berkembang menjadi sehat melalui penanganannya adalah kepuasan tersendiri.
Intinya, ia begitu senang berbagi, bukan sekedar materi tapi berbagi rasa dan hati.
"Dari segi materi, berbagi tidak harus menunggu kaya tapi karena saya pernah dan bisa merasakan yang mereka rasakan. Berbagipun menumbuhkan cinta kasih yang sangat luar biasa efeknya bagi diri kita sendiri maupun sesama. Jadi bersifat Holistik penyembuhannya," pungkasnya.
• Aremania Bentangkan Bendera 90x55 Meter di Kota Batu untuk Rayakan 32 Tahun Arema
• BERITA AREMA POPULER Hari Ini, Doa Arema di Ulang Tahun Ke-32 & Aremania Bentangkan Bendera Raksasa
Wanita kelahiran 14 Februari 1977 ini mempunyai pengalaman paling berkesan ketika melayani pasien dengan kriteria yang dibebaskan biaya.
Terutama difabel lantaran selama ini mereka selalu termarginal atau kadangkala tidak mendapatkan perlakuan yang sama.
"Ketika mereka mendapatkan pelayanan dan menjadi lebih baik melihat mereka senang saja saya sudah sangat bahagia," ucapnya.
Dalam kegiatan ini Dokter Dian secara mandiri menggunakan dana pribadi tanpa ada bantuan dari pemerintah daerah maupun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
"Bagaimana ya, standar harga pelayanan kesehatan sudah ada tapi dalam hal membebaskan biaya adalah dari masing-masing personal saja, karena saya hanya melihat sisi kemanusiaan nya saja," tukasnya.
Ditambahkannya, sebenarnya bukan tidak mematok harga karena sudah ada harga standar pengobatan.
Ia menerapkan tarif standar bagi pasien yang mampu.
Akan tetapi ada juga yang tidak dipatok bagi mereka kurang beruntung atau kurang mampu.
Ia memberikan pengobatan selalu dengan terapi ataupun obat yang dibawa pulang.
• Setelah Bunuh Selingkuhannya, Pria Ini Temui Istrinya
• Bocor Kemesraan Anak Mayangsari dengan Bambang Trihatmodjo, Terungkap Ada Panggilan Spesial
Inspirasi dari Orangtua Diteruskan ke Anak
Sifat sosial yang diterapkan dalam melayani pasien dokter Dian rupanya terisnpirasi dari kedua orangtua dan terus dijaga dan mengalir sebagai tradisi keluarga.
"Dimulai sejak orang tua saya dahulu hingga sekarang saya tinggal meneruskan. Dan InsyaAllah akan berlangsung seterusnya, karena tidak akan habis harta kita hanya karena berbagi saja, selalu ada rejeki dari arah tak disangka-sangka," tuturnya.
Ia terinspirasi kedua orang tuanya untuk memberikan layanan kesehatan untuk membantu masyarakat tidak mampu.
Kedua orang tua dokter Dian adalah tenaga kesehatan (Ayah; perawat, Ibu: Bidan) yang selalu melakukan hal-hal demikian sebelumnya.
• Klasemen & Hasil MotoGP Austria 2019, Kutukan Masih Berlaku bagi Marc Marquez, Valentino Rossi Naik
• Rahasia Sehat Ahok Saat di Penjara Terungkap, Sosok Dokter Berhijab dari Aceh Penolong Suami Puput
Meski kenyataannya sekolah kedokteran tidak mudah apalagi membutuhkan biaya tinggi, tidak pernah terbersit sedikitpun dibenaknya untuk mengembalikan dana pendidikan yang sudah dikeluarkan.
Dia seakan-akan tidak memburu materi hasil dari praktik itu cukup untuk makan sehari-hari kebutuhan tiga anaknya tercukupi.
Sudah pasti ada dana pribadi dikorbankan. Untuk waktu yang tersita untuk kegiatan sosial didukung oleh keluarganya.
Saat ini ia selalu melibatkan anak-anaknya saat memberikan pelayanan terhadap masyarakat miskin.
Ia berupaya menduplikasi apa yang dilakukan oleh orang tuanya untuk diterapkan ke anak-anaknya.
"Karena semua mengalir apa adanya yang terpenting adalah bisa memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan banyak memberikan manfaat bagi sesama adalah berkah yang luar biasa," terangnya.