Kabar Jember

Pernyataan TKW asal Jember di Taiwan Perihal Jenazah Suami yang Ditunggui Putrinya Umur 14 Bulan

DERITA SULASTRI. TKW asal #Jember di Taiwan ini tidak ingin jenazah suaminya diotopsi. Suaminya meninggal dunia, ditunggui putrinya umur 14 bulan.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: yuli
sri wahyunik
Momen menguras air mata terjadi saat Sulastri (35), TKW asal Jember di Taiwan, melakukan video call dengan putrinya yang masih berusia 14 bulan. Mereka baru saja kehilangan suami dan ayah, Aan Junaidi alias Fauzi (40), yang meninggal dunia di Perumahan Kaliwining Asri Blok C-6 Kecamatan Rambipuji, Jember. 

SURYAMALANG.COM, JEMBER - Sulastri, istri Fauzi alias Aan Junaidi (40), tidak menginginkan jasad suaminya diotopsi. Hal ini ditegaskan oleh Sulastri melalui kakak kandungnya, Setiyanti, dan kakak iparnya, Heri Purnomo.

Fauzi alias Aan Junaidi (40) adalah pria yang meninggal dunia dan baru diketahui setelah tiga hari di rumahnya, Perumahan Kaliwining Asri Blok C-6, Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, Jember. Saat ditemukan, dalam rumah itu ada putrinya yang baru berusia 14 bulan. 

"Baik otopsi luar maupun dalam, keluarga tidak menginginkan itu. Keluarga sudah menyampaikan keputusan sang istri. Akhirnya kami membuatkan surat pernyataan tidak dilakukannya otopsi terhadap jenazah Fauzi alias Aan Junaidi," ujar Kanit Reskrim Polsek Rambipuji Aipda M Slamet kepada SuryaMalang.com, Kamis (15/8/2019).

Momen Menguras Air Mata, Bayi 14 Bulan Video Call dengan Ibunya Usai Kehilangan Ayah di Jember

https://facebook.com/suryamalang.tribun | SURYAMALANG.COM | IG: @suryamalangcom
https://facebook.com/suryamalang.tribun | SURYAMALANG.COM | IG: @suryamalangcom (.)

Karenanya, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Fauzi. Slamet hanya memastikan tidak ada luka akibat tindakan kekerasan di tubuh lelaki tersebut.

"Luka bekas tindak kekerasan tidak ada. Luka di tubuh, seperti gores, atau sayat, atapun bekas luka senjata tajam juga tidak ada. Kalau apakah ada bahan beracun masuk ke tubuhnya itu tidak bisa kami simpulkan karena kondisi mayat yang sudah begitu. Di sisi lain, kini keluarga tidak menghendaki adanya otopsi," ujar Slamet.

Slamet hanya menuturkan, berdasarkan keterangan dari beberapa orang saksi, Fauzi punya riwayat sakit perut. Namun sakit perut macam apa, itu pun para saksi tidak mengetahui secara pasti.

Ketika dikonfirmasi apakah ditemukan kandungan bahan beracun di kamar itu, Slamet menjawab tidak menemukannya. "Tidak ada, memang ada botol air mineral dan itu kosong. Selain botol susu si anak," imbuhnya.

Meskipun tidak bisa menyimpulkan penyebab kematian Fauzi, kepolisian tetap menyerahkan jenazah lelaki itu kepada keluarganya. Pengurusan jenazah dilakukan oleh kakak Sulastri, Setiyanti dan suaminya.

Selain menjemput anak Sulastri dan Fauzi, bayi N, Pasutri itu juga mengurusi pemakaman Fauzi.

Fauzi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) milik Pemkab Jember di Kecamatan Patrang.

Seperti diberitakan, Fauzi ditemukan meninggal dunia di kamar rumahnya, Rabu (14/8/2019).

Kondisi jasad Fauzi sudah mengenaskan. Fauzi diduga sudah meninggal selama tiga hari.

Selain menemukan jasad, polisi dan warga menemukan bayi N, anak pasangan Fauzi dan Sulastri, telentang di lengan kiri sang ayah.

Bayi itu ditemukan dalam keadaan hidup, lemas, dan popok yang sudah mengering dengan tinja dan air seni di dalamnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved