Madiun

Antisipasi Aquaplaning Sebagai Ancaman Pengguna Ruas Tol Ngawi-Kertosono Saat Cuaca Ekstrem

PT JNK mengaku telah menyiapkan sejumlah mitigasi terkait kesiapan layanan tol Ngawi-Kertosono, dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/FEBRIANTO RAMADANI
AQUAPLANING - Sejumlah kendaraan melintasi KM 611, Ruas Tol Ngawi-Kertosono, masuk Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Senin (10/11/2025).PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK), selaku pengelola Ruas Tol Ngawi-Kertosono, mengingatkan kepada pengendara akan bahaya dari Aquaplaning, yang menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan saat cuaca ekstrem. 

Ringkasan Berita:
  • PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK), selaku pengelola Ruas Tol Ngawi-Kertosono, mengingatkan kepada pengendara akan bahaya dari Aquaplaning dan mitigasi bencana saat cuaca ekstrem
  • Salah satu antisipasi dengan aktif memantau prakiraan cuaca ekstrem, melalui data BMKG
  • Petugas di lapangan selalu memantau kondisi jalan tol. Serta memetakan berbagai potensi yang membahayakan atau timbulnya kecelakaan

 

SURYAMALANG.COM, MADIUN - Cuaca ekstrem tidak hanya mengancam masyarakat, yang berada di sekitar lereng pegunungan, tapi juga para pengguna jalan tol.

PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK), selaku pengelola Ruas Tol Ngawi-Kertosono, mengingatkan kepada pengendara akan bahaya dari Aquaplaning.

Direktur Utama PT JNK, Arie Irianto menjelaskan, Aquaplaning kerap menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan, ketika terjadi cuaca ekstrim.

Guna meminimalisir Aquaplaning, Arie mengimbau tidak memacu kencang kendaraannya. Serta menetapkan batas aman kecepatan maksimal 70 kilometer per jam. 

“Apalagi hujan deras membuat pandangan jalan tidak kelihatan. Kadang-kadang orang pakai lampu hazard membuat orang bingung, jadi cukup lampu besar bagian belakang kendaraan sama lampu depan,” beber Arie.

Dirinya juga memaparkan, Aquaplaning diawali dari curah hujan yang sangat tinggi dan mengenai permukaan jalan tol.

Kemudian air melimpas dari titik jatuh ke titik terendah. 

“Air hujan akan melimpas ke titik terendah yakni bahu jalan atau median jalan. Efek Aquaplaning terhadap kendaraan adalah ban jadi kehilangan cengkraman. Ban seperti tidak menyentuh permukaan jalan, seolah olah langsung meluncur,” jelas Arie, ditemui di kantornya, Senin (10/10/2025).

Menurutnya, situasi tersebut dikarenakan adanya lapisan air yang terbentuk di antara ban, dan permukaan jalan.

Kondisi ini tentu membahayakan penumpang kendaraan.

“Ini berbeda jika tidak mengalami Aquaplaning, ban kendaraan sangat menempel dengan permukaan jalan. Begitu ada air susah dikendalikan, dibelokkan ke kanan ke kiri mobil rasanya mau meluncur tanpa arah,” terangnya 

Di satu sisi, PT JNK mengaku telah menyiapkan sejumlah mitigasi terkait kesiapan layanan tol, dalam menghadapi cuaca ekstrem. Salah satunya aktif memantau prakiraan cuaca ekstrem, melalui data BMKG

“Kami ada tiga fokus. Mulai pelayanan pemeliharaan, pelayanan lalu lintas, pelayanan transaksi operasional, dan pelayanan di rest area,” terangnya.

Menurutnya, petugas di lapangan selalu memantau kondisi jalan tol. Serta memetakan berbagai potensi yang membahayakan atau timbulnya kecelakaan. 

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved