Citizen Reporter

Sikap Belanda Tentang Proklamasi Indonesia 1945 dan Ketidakadilan yang Berlanjut Sampai Kini

Sikap Belanda Tentang Proklamasi Indonesia 1945 dan Ketidakadilan yang Berlanjut Sampai Kini

Editor: yuli
LIFE
SUKARNO: KALAU PIHAK BELANDA TETAP TIDAK MAU MENYUDAHI KOLONIALISME  DI IRIAN BARAT, SUATU HARI AKAN DATANG ENTAH ESOK ENTAH  LUSA YANG  DIA PASTI AKAN DIGILING GILAS OLEH SEJARAH  

Mengapa Belanda tidak mengakui 1945 sebagai tahun kemerdekaan Indonesia

OLEH: Annemarie Toebosch, University of Michigan

Hari Peringatan Nasional Belanda, 4 Mei 2014. Nationaal Comité 4 en 5 mei, Jasper Juinen, CC BY-SA

Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 sesudah berada dalam genggaman kekuasaan VOC dan pemerintahan Belanda selama 350 tahun, ditambah pendudukan Jepang selama Perang Dunia II.

Tetapi setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Belanda mengobarkan perang untuk berusaha kembali menguasai Indonesia.

Perang itu menewaskan 300.000 orang Indonesia dan sekitar 6.000 korban orang Belanda.

Di Indonesia, identitas nasional dibangun seputar sentimen anti-kolonial. Sejarah kekejaman Belanda diajarkan dan didiskusikan. Publik Indonesia memperhatikan perkembangan di Belanda ketika pengadilan di sana pada 2011 menetapkan Belanda harus meminta maaf untuk pembantaian tahun 1947 di Rawagede—dan ketika gambar eksekusi mengemuka pada tahun 2012. Di Indonesia kekerasan Indonesia terhadap Belanda kurang ditekankan, tetapi tidak diabaikan.

Bagaimana cara Belanda menanggapi sejarah ini?

Sebagai ilmuwan sosial dan direktur studi Belanda dan Flemish di University of Michigan, saya mengajukan pertanyaan ini dalam tulisan-tulisan dan kuliah saya tentang masalah inklusi di daerah-daerah berbahasa Belanda.

Jawaban pertanyaan itu: Belanda mengabaikan pengorbanan orang Indonesia. Begini alasannya.

Kebebasan yang harus dibayar

Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949 berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian kemerdekaan yang dimediasi komunitas internasional yang mengharuskan Indonesia mengambil alih utang pemerintah Hindia Belanda Timur.

Indonesia harus membayar 4,3 miliar gulden kepada Belanda demi kemerdekaannya. Pembayaran ini berlanjut hingga 2002.

Belanda pun mampu membangun kembali negaranya setelah Perang Dunia II dengan Pinjaman Marshall Plan dari Amerika Serikat, ditambah jumlah yang cukup banyak dari Indonesia, yang juga sama-sama memulihkan diri dari dampak perang.

Perjuangan untuk keadilan bersejarah bagi Indonesia berlanjut hari ini. Salah satu ekspresi perjuangan itu terlihat pada Hari Peringatan Nasional di Belanda setiap 4 Mei, ketika Belanda memperingati korban Perang Dunia II dan sesudahnya. Tanggal 4 Mei diperingati dengan upacara, dua menit mengheningkan cipta, dan peletakan karangan bunga oleh raja dan ratu Belanda.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved